Rabu 12 Mar 2025 07:30 WIB

Autoimun Bukan Penghalang Bagi Wanita, Peluang Hamil Tetap Ada

Penderita autoimun perlu berkonsultasi dengan dokter agar kehamilan berjalan baik.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Alat tes kehamilan menunjukkan tanda positif hamil (ilustrasi). Menurut dokter, wanita yang menderita autoimun tetap memiliki peluang kehamilan.
Foto: www.freepik.com.
Alat tes kehamilan menunjukkan tanda positif hamil (ilustrasi). Menurut dokter, wanita yang menderita autoimun tetap memiliki peluang kehamilan.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Mendengar diagnosis penyakit autoimun mungkin menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi wanita yang berencana memiliki keturunan. Namun, perlu dipahami bahwa memiliki autoimun bukan berarti tertutupnya peluang untuk hamil dan melahirkan.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr dr Alvina Widhani mengatakan wanita yang menderita penyakit autoimun memiliki kesempatan untuk dapat hamil dan memiliki keturunan, namun memang hal tersebut membutuhkan perencanaan yang baik. “Apakah bisa hamil? Ya insya Allah bisa, tapi bagaimana supaya bisa berhasil dengan baik kehamilannya harus terencana dengan baik. Jadi memang sejak awal jangan ragu diskusikan dengan dokter yang merawatnya,” ujar Alvina pada Selasa (11/3/2025).

Baca Juga

Dia merekomendasikan agar wanita atau istri yang menderita autoimun dapat berkonsultasi dengan dokter terkait sehingga kehamilan dapat berjalan baik bagi ibu dan perkembangan janin melalui perencanaan yang tepat. Secara ideal, kata dia, kehamilan dapat direncanakan apabila autoimun telah terkendali, misalnya pada kondisi lupus, minimal enam bulan penderita sebaiknya sudah mengonsumsi obat dengan dosis yang lebih rendah serta mengonsumsi obat yang ramah bagi ibu hamil. Pasalnya beberapa obat untuk mengobati penyakit ini tidak ramah atau dilarang dikonsumsi bagi ibu hamil dan janin.

Sementara bagi wanita yang belum siap hamil karena kondisi autoimun yang belum memungkinkan, maka disarankan menggunakan kontrasepsi yang disarankan seperti IUD. Hal ini untuk mencegah kehamilan dalam kondisi autoimun belum terkontrol. Karena bila seorang wanita yang terlanjur hamil namun baru mengetahui dirinya menderita autoimun bakal berisiko bagi dirinya juga janin yang dikandung.

Kondisi autoimun tak terkontrol bisa berisiko menyebabkan janin tak berkembang dengan baik, gagal tumbuh. Hal ini karena kondisi autoimun yang terdapat peradangan, akan memengaruhi pertumbuhan janin, plasenta tak baik sehingga bisa juga menyebabkan keguguran.

“Pertama bisa terkait dengan obat yang dikonsumsi, kan kalau hamil yang tak terencana ini bisa sebabkan kelainan janin,” ujarnya. Sementara dampak bagi ibu dengan kondisi autoimun tak terkontrol, dapat memperberat gejala yang dia alami.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement