AMEERALIFE.COM, SURABAYA -- Cosplay bukan hanya menyoal kostum dan penampilan. Bagi Larissa Rochefort, salah satu cosplayer populer di Indonesia, cosplay adalah bentuk ekspresi diri dan penghargaan terhadap seni. Ketertarikannya pada dunia cosplay bermula dari hobi menggambar dan membaca komik Jepang.
"Aku suka gambar sejak TK. Terus suka beli majalah komik, dan dari situ mulai tertarik sama karakter-karakter Jepang," kara Larissa saat diwawancara di event HoYoFEST 2025, Kamis (24/7/2025).
Perjalanan cosplay-nya dimulai pada 2012, saat ia pertama kali mengikuti sebuah event komunitas Jepang. Dengan dukungan sang ibu, ia membuat kostum pertamanya secara khusus. "Dulu belum ada rental kostum, harus bikin sendiri ke tailor, emang cosplay bukan hobi yang murah. Untungnya dulu Mami aku mau biaya," kata dia.
Dari awalnya sekadar mencoba, Larissa akhirnya menekuni dunia cosplay setelah mendapat sambutan hangat dari komunitas. la pun mulai mempelajari berbagai aspek penunjang cosplay, mulai dari rias wajah hingga fotografi.
"Akhirnya aku mulai ngulik makeup, karena kan sama kayak lagi menggambar. Terus belajar juga tentang ekspresi karakter, sampai properti untuk foto," jelas dia.
Meski telah dikenal luas, Larissa tak menampik adanya stigma terhadap cosplayer, terutama perempuan. Kostum yang terbuka atau berkesan sensual kerap jadi sasaran komentar negatif.
Akan tetapi, Larissa mengatakan dia memiliki batasan yang jelas saat cosplay yaitu ingin menghormati sebuah karakter dan tak ingin menjadi gravure. Gaya cosplay gravure diartikan sebagai sikap memamerkan tubuh secara eksplisit dan menyimpang dari desain asli karakter.
"Aku memang kadang cosplay karakter yang desainnya seksi, tapi aku enggak pernah menistakan karakter itu. Aku ikutin aja sesuai referensinya. Karena aku juga menghormati orang yang desain karakter itu. Aku enggak akan pernah cosplay gravure," kata dia.
Sebagai cosplayer, Larissa tak memungkiri pernah mendapat hate comment, terutama saat membawakan karakter yang dianggap terlalu sensual atau berbeda dari ekspektasi sebagian orang. Namun, Larissa memilih untuk tidak ambil pusing.
"Aku sih enggak pernah baper. Soalnya menurut aku, kalau ada orang ngomongin yang jelek-jelek, itu sebenarnya mereka lagi nunjukin cara mereka lihat diri sendiri. Jadi kalau aku dikomentarin aneh-aneh, ya udah, aku ketawa aja," ujar Larissa sambil tersenyum.
Kini, selain terus berkarya di dunia cosplay, Larissa juga mulai menggali kembali minat lamanya di bidang musik. la pun dijadwalkan tampil di panggung HoYoFEST 2025, membawakan lagu bertema dari semesta game yang menginspirasi banyak karya cosplay-nya.
Sebagai informasi, HoYoFEST 2025, festival tahunan dari pengembang game global HoYoverse, resmi digelar di Surabaya mulai 24 hingga 27 Juli 2025. Untuk pertama kalinya, acara ini diselenggarakan di luar Jakarta, membuka peluang lebih luas bagi komunitas dan kreator lokal di berbagai daerah.