- Koneksi
Jadwal yang padat dapat menyisakan sedikit atau bahkan tidak ada waktu untuk koneksi yang berarti dengan orang lain. Ini bisa membuat orang yang sibuk merasa terisolasi dan kesepian. Orang-orang di sekitar mereka juga terkadang merasa ditolak atau marah dengan kurangnya ketersediaan mereka.
Hubungan membutuhkan waktu dan usaha dari semua pihak yang terlibat. Terlalu banyak kewajiban dapat membuat kita stres dan tidak mampu terlibat sepenuhnya dengan orang lain, sehingga sulit untuk memelihara hubungan sehat dengan orang-orang yang paling kita sayangi.
- Keseimbangan kehidupan kerja
Terus-menerus sibuk dapat menyebabkan keseimbangan kehidupan kerja yang buruk, memengaruhi kemampuan kita untuk menikmati lingkungan kerja dan rumah yang sehat tempat kita dapat berkembang. Jika keseimbangan ini terganggu, kita mungkin mengalami burnout dan merasa terlalu banyak bekerja, kelelahan, serta terputus dari kehidupan sosial dan/atau keluarga. Keseimbangan kehidupan kerja yang buruk juga dapat menyebabkan stres kronis, yang memengaruhi kesehatan mental dan fisik.
Kesibukan tidak selalu buruk: kuncinya ada pada kontrol diri
Meskipun kesibukan sering dikaitkan dengan dampak negatif, hidup yang sibuk tidak selalu berarti buruk. Beberapa penelitian bahkan menemukan bahwa pada usia lanjut, kesibukan dikaitkan dengan keuntungan kognitif seperti pemrosesan kognitif yang lebih cepat, peningkatan memori episodik dan kerja, kemampuan penalaran yang lebih besar, dan kristalisasi pengetahuan yang lebih kuat.
Masalah muncul ketika kesibukan berdampak negatif pada hidup seseorang; ketika itu berbahaya bagi kesehatan (mental atau fisik), merusak hubungan, atau menciptakan ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Berger mengatakan kita mungkin memiliki lebih banyak waktu daripada yang kita kira.
Sebuah studi baru-baru ini di Journal of Consumer Research menemukan bahwa orang cenderung merasa memiliki waktu lebih sedikit dari yang sebenarnya mereka miliki. Berger menggambarkan bagaimana ia selalu merasa "tertinggal" dan kalendernya mengendalikan dirinya.
Oleh karena itu, persiapan adalah bagian besar dari metodenya. Ia menyarankan untuk memperhatikan detail kecil, seperti menyiapkan pakaian, tas olahraga, dan membuat daftar tugas pada malam hari, untuk meningkatkan kehidupan dan rutinitas.
“Saya pikir menjadi sangat sadar akan kemenangan-kemenangan kecil, hal-hal yang membuat Anda merasa semuanya terkendali. Bersiap memberi Anda kepercayaan diri,” ujarnya.
Menurut dia, bagian integral dari ini adalah menemukan cara untuk menjadwalkan hari dengan mempertimbangkan aspek kemanusiaan. “Budaya korporat memberi tahu kita bahwa kita harus tersedia 24/7. Terserah kepada para atasan untuk mengubah mentalitas mereka, karena orang-orang terlalu stres dan mereka rapuh. Karyawan harus menetapkan batasan dan tidak menoleransinya,” ujarnya.
Berger telah mempraktikkan ini di kantornya. “Kami dulu memiliki rapat yang berlangsung berjam-jam. Sekarang, kami memiliki kebijakan memangkas rapat kami menjadi 20 menit,” katanya.
Ia juga bersikeras agar karyawan menyusun agenda sebelum rapat. “Tindakan sederhana merencanakan percakapan dapat membantu Anda mengendalikan waktu Anda,” kata dia.
Untuk menjadi lebih produktif pada hari kerja, Berger merekomendasikan beberapa hal yakni menemukan fokus, tidak bekerja secara membabi buta (bekerja dengan niat spesifik), dan menyelaraskan daftar tugas dengan jadwal. Meskipun beberapa solusi ini tampak "biasa", terkadang penting untuk diingatkan bahwa detail kecil bisa menjadi penentu.
View this post on Instagram