Rabu 30 Jul 2025 15:14 WIB

Fenomena Anak SD Berkendara Motor Listrik: Kemandirian atau Risiko?

Kemandirian anak tak dilihat hanya karena bisa mengendarai kendaraan listrik.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Anak-anak menaiki sepeda listrik (ilustrasi). mengizinkan anak kecil berkendara sendiri bukanlah bagian dari proses membangun kemandirian.
Foto: Republika/Prayogi
Anak-anak menaiki sepeda listrik (ilustrasi). mengizinkan anak kecil berkendara sendiri bukanlah bagian dari proses membangun kemandirian.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang anak SD mengendarai motor listrik sendirian di jalan raya menuju sekolah. Lantas apakah ini bisa dianggap sebagai upaya orang tua melatih kemandirian anak?

Guru Besar Ilmu Psikologi Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim, menilai fenomena ini sebagai bentuk kekeliruan dalam memahami makna kemandirian. Menurutnya, mengizinkan anak kecil berkendara sendiri bukanlah bagian dari proses membangun kemandirian, melainkan justru menempatkan anak dalam risiko besar.

Baca Juga

"Kemandirian anak tidak dilihat hanya karena dia bisa mengendarai kendaraan listrik di jalan raya. Jadi agak salah kaprah kalau orang tua mengatakan melatih kemandirian, karena malah itu berisiko sekali untuk keselamatan anak," kata Rose saat dihubungi Republika.co.id Rabu (30/7/2025).

Rose menjelaskan, orang tua sebaiknya melatih kemandirian anak melalui kebiasaan sehari-hari yang sesuai dengan usia anak. Misalnya untuk usia sekolah dasar, anak diajarkan untuk merapikan barang sendiri, menyiapkan perlengkapan sekolah, dan lainnya.

Adapun mengizinkan anak SD mengendarai motor listrik ke sekolah menunjukkan kurangnya kebijaksanaan orang tua dalam memahami batas kemampuan anak. Menurut Rose, anak-anak pada usia SD belum memiliki tanggung jawab yang cukup untuk berkendara di jalan umum.

"Anak harus tahu ada risiko ketika berkendara di luar. Kalau dia jatuh, itu berbahaya untuk dirinya. Begitu juga kalau dia tidak bisa mengantisipasi situasi, itu juga bisa membahayakan orang lain. Ini bukan soal kemandirian, tapi soal keselamatan dan tanggung jawab yang terlalu besar untuk anak seusia itu," kata dia.

Sebagai perbandingan, Rose menilai bersepeda biasa masih bisa menjadi pilihan lebih aman, terutama jika dilakukan di jalur sepeda dan dengan pengawasan. Namun ia tetap menekankan pentingnya perlengkapan keselamatan dan pemahaman dasar lalu lintas.

"Kalau pun anak bersepeda, keamanannya harus diperhatikan. Kecepatannya terbatas dan risikonya lebih kecil. Tapi tetap tidak bisa disamakan dengan kendaraan bermotor atau motor listrik," kata dia.

Rose mengatakan anak baru boleh berkendara di jalan umum saat sudah cukup umur dan memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Karenanya dia menganjurkan orang tua tidak mengizinkan anak membawa kendaraan listrik saat usianya masih terlalu dini.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement