Rabu 30 Jul 2025 11:09 WIB

Menstruasi Bikin Kamu Capek Banget? Ternyata Ini Penyebabnya Kata Dokter

Sekitar 71 persen perempuan melaporkan mengalami kelelahan selama periode menstruasi.

Rep: Mg161/ Red: Qommarria Rostanti
Perempuan menstruasi (ilustrasi). Sekitar 71 persen perempuan melaporkan mengalami kelelahan selama periode menstruasi.
Foto: republika
Perempuan menstruasi (ilustrasi). Sekitar 71 persen perempuan melaporkan mengalami kelelahan selama periode menstruasi.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Banyak perempuan akrab dengan serangkaian tanda yang mengindikasikan datangnya menstruasi, mulai dari perubahan kondisi kulit hingga fluktuasi suasana hati. Namun, salah satu gejala yang paling dominan dan sering kali paling mengganggu adalah rasa lelah yang intens.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology mengungkapkan bahwa 71 persen perempuan melaporkan mengalami kelelahan selama periode menstruasi, dan angka ini hanya mencerminkan salah satu manifestasi dari rasa lelah tersebut. Secara fisiologis, kelelahan saat menstruasi dapat dipahami mengingat aktivitas internal tubuh yang sedang berlangsung.

Baca Juga

“Energi yang dibutuhkan untuk menstruasi—kontraksi rahim dan peluruhan lapisan rahim—dapat berkontribusi pada rasa lelah,” kata dokter kandungan dan ginekolog (obgyn) serta pakar kesehatan perempuan, dr Kelly Culwell, dilansir laman Women's Health pada Rabu (30/7/2025).

Selain itu, fluktuasi signifikan pada kadar hormon dalam tubuh juga merupakan faktor pemicu kelelahan yang meningkat, ditambah dengan gejala penyerta seperti kram, sakit kepala, atau gangguan tidur yang sering dialami. Pemahaman mendalam mengenai penyebab kelelahan saat menstruasi dan gejala-gejala terkaitnya sangat krusial, terutama jika tingkat energi yang rendah ini mulai mengganggu aktivitas sehari-hari. Apabila rasa lelah tersebut berlangsung secara konsisten setiap bulan dengan intensitas yang mengkhawatirkan, konsultasi dengan tenaga medis menjadi langkah yang disarankan. 

Faktor-faktor penyebab kelelahan selama menstruasi

Beberapa faktor kunci berkontribusi terhadap penurunan energi yang dirasakan perempuan selama periode menstruasi:

1. Dampak Fisiologis Gejala Menstruasi

Jangan meremehkan beban fisik yang ditimbulkan oleh gejala menstruasi. Menurut dr Culwell, setiap gejala yang dialami setiap bulan, mulai dari nyeri kram yang intens, sakit kepala yang berdenyut, hingga proses pendarahan itu sendiri, dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kelelahan tubuh secara keseluruhan. Tubuh memang mengerahkan energi besar untuk mengelola berbagai sensasi tidak nyaman ini.

2. Fluktuasi Hormon

Kelelahan saat menstruasi juga berkaitan erat dengan perubahan normal pada kadar hormon sepanjang siklus. “Penurunan hormon estrogen dan progesteron tepat sebelum menstruasi dapat menyebabkan penurunan energi dan suasana hati yang buruk,” kata dia.

3. Pendarahan Menstruasi yang Berat (Menorrhagia)

Meskipun variasi intensitas pendarahan adalah hal lumrah, bagi individu yang secara konsisten mengalami aliran menstruasi yang sangat deras (menorrhagia), kelelahan dan tingkat energi yang rendah cenderung lebih parah. Seorang obgyn dr Kristin Markell mengatakan pendarahan yang berlebihan menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak zat besi. Studi yang dipublikasikan dalam Haemophilia mendukung temuan ini, menunjukkan bahwa kelelahan dan anemia defisiensi besi lebih sering terjadi pada wanita dengan menstruasi berat.

Meskipun tidak selalu menjadi indikasi kondisi serius, pendarahan yang berlebihan memerlukan perhatian medis. Dia menyarankan, jika Anda mengalami gejala anemia seperti lesu, lemah, nyeri dada, perubahan warna kulit, kesulitan mengatur suhu tubuh, atau detak jantung tidak teratur, segera konsultasikan dengan dokter.

4. Gangguan Pola Tidur

“Kekurangan tidur—baik akibat gejala menstruasi lainnya maupun perubahan hormon—juga bisa menyebabkan kelelahan,” ujar dr Culwell.

Periode menstruasi memang dapat mengganggu ritme sirkadian, memengaruhi siklus tidur, bahkan memicu mimpi buruk, berdasarkan studi dalam Sleep Medicine Research. Salah satu penyebabnya adalah perubahan suhu tubuh basal pada titik-titik tertentu dalam siklus menstruasi, yang berdampak pada kualitas tidur, sebagaimana dijelaskan dalam studi yang diterbitkan di Physiological Reports.

5. Kondisi Medis Lain yang Lebih Serius

Beberapa kondisi medis yang lebih serius juga dapat menjadi penyebab kelelahan berlebih saat menstruasi, meskipun biasanya kelelahan bukan merupakan satu-satunya gejala. Dokter Culwell menyebutkan endometriosis dan fibroid sebagai dua kondisi yang dapat memicu kelelahan karena keduanya sering kali menyebabkan nyeri hebat dan pendarahan signifikan. Selain itu, masalah tiroid juga umum terjadi pada perempuan, khususnya hipotiroidisme (kondisi kelenjar tiroid yang kurang aktif), yang dapat secara substansial memengaruhi tingkat kelelahan.

Indikasi untuk Berkonsultasi dengan Dokter

Kelelahan saat menstruasi tidak selalu menjadi pertanda masalah serius. Namun, jika upaya penanganan mandiri, seperti perubahan pola diet atau manajemen nyeri, tidak memberikan hasil yang memuaskan, disarankan untuk mencari nasihat medis profesional.

Kelelahan ekstrem yang konsisten disertai pendarahan menstruasi yang sangat deras dapat menjadi indikasi anemia. “Jika Anda mengalami pendarahan menstruasi yang deras atau kelelahan serta gejala-gejala lainnya, seperti kelemahan, pusing, sakit kepala, atau penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, sebaiknya periksakan diri untuk mengevaluasi kemungkinan anemia,” jelas dr Culwell.

Dampak kelelahan menstruasi terhadap kesehatan mental juga perlu diperhatikan secara serius. Jika Anda mengalami kelelahan ekstrem dan khawatir akan Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), mencatat gejala-gejala dapat membantu dalam diagnosis, karena PMDD memerlukan serangkaian gejala spesifik. Gejala-gejala tersebut meliputi peningkatan sensitivitas terhadap penolakan, perasaan tegang atau gelisah, kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dinikmati, merasa kewalahan atau kehilangan kendali, serta pola tidur berlebihan atau insomnia. Jika beberapa gejala ini dialami dan menimbulkan kekhawatiran, disarankan untuk membuat janji dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement