Namun, kondisi dapat berkembang menjadi kejang tak terkendali yang lebih parah. Bisa juga menjadi kedutan otot kelopak mata dengan periode mata terbuka yang lebih sedikit.
"Blepharospasm dalam beberapa kasus juga dapat berkembang melibatkan otot-otot wajah lainnya, yang menyebabkan kejang abnormal pada otot pipi, mulut, dan bahkan leher," jelas dr Sarangpani.
Hal ini dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri di dalam dan sekitar mata, penyempitan bukaan mata, dan kesulitan membuka mata. Kondisi tersebut akan membatasi kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.
Pada Maret 2015, Graham dirujuk ke spesialis mata yang kemudian mendiagnosisnya dengan blepharospasm. Dokter pun segera merekomendasikan botox.
Dalam 24 jam perawatan, peningkatan pandangannya kian membaik. Graham tidak lagi mengalami "kebutaan fungsional" sejak itu.
Kini Graham menjalani 15 hingga 16 suntikan botoks di sekitar matanya. Dia masih harus mendapatkan suntikan itu setiap dua hingga tiga bulan.