3. Tidak diajak berdiskusi
Anak yang tidak dibiasakan berdiskusi bersama orang tuanya juga berisiko tumbuh menjadi arogan. Demikian juga jika anak dibesarkan dengan cara selalu dituruti keinginannya tanpa diberi pengertian.
Anak yang selalu harus menuruti perkataan orang tua tanpa diberi ruang bicara dan mengeluarkan pendapatnya dapat tumbuh menjadi anak yang tidak dapat berpikir kritis. Kelak, ia tidak akan dapat menyaring hal yang baik dan buruk.
"Alhasil anak hanya akan melakukan apa yang ingin dilakukannya saja tanpa berpikir konsekuensi dan tanggung jawab dari kelakuan atau perbuatannya," ujar Lia.
4. Selalu dibantu dan tidak diajarkan konsekuensi
Anak yang selalu dibantu oleh orang tuanya dalam menyelesaikan masalahnya akan tumbuh menjadi anak yang berlindung di balik orang tuanya. Misalnya, ketinggalan buku pelajaran lalu bukunya diantarkan oleh orang tuanya ke sekolah.
Punya masalah dengan teman, namun justru orang tua datang menyelesaikan. Tidak bisa menyelesaikan tugas malah dibantu dikerjakan.
Anak terlambat sekolah namun orang tua yang menghadap guru meminta izin. Biasanya, orang tua seperti ini akan selalu membantu menyelesaikan masalah anak karena sayang atau kasihan pada anak.
"Namun, ini justru beresiko, sebab anak yang tidak diajarkan caranya menyelesaikan masalah dan tidak diajarkan konsekuensi dalam tindakannya akan menjadi anak yang selalu berlindung di balik orang tuanya sampai dia dewasa sekalipun," papar Lia.