Senin 13 Mar 2023 18:28 WIB

Penderita Penyakit Kardiovaskular Perlu Cek Risiko Obstructive Sleep Apnea

Obstructive Sleep Apnea dapat menyebabkan saturasi oksigen turun.

Red: Reiny Dwinanda
Pria sedang tidur (ilustrasi). Sekitar 34 persen laki-laki usia pertengahan, yakni 45-59 tahun, didiagnosis Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau kolapsnya jalan napas saat tidur.
Foto:

Menurut Yamin, OSA akan memperberat komplikasi pada penyakit kardiovaskular. Dengan melakukan pemeriksaan diharapkan penyakit kardiovaskular dapat lebih mudah diatasi dan tidak menyebabkan komplikasi.

"Sekitar 80 persen hipertensi yang mandek, enggak turun-turun tekanan darahnya, itu ternyata punya gangguan tidur, jadi dengan melakukan pengobatan OSA-nya, maka pengobatan penyakit berkaitan dengan jantung akan menjadi lebih mudah," ujar Yamin yang berpraktik di RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Di sisi lain, perlu diingat bahwa OSA itu ada kaitannya dengan hipertensi sebagai faktor risiko, bukan penyebab. Mengobati OSA tidak berarti pengobatan hipertensinya langsung berhenti.

"Sebab faktor risiko hipertensi itu kan banyak sekali," kata Yamin.

Untuk itu, Yamin mengingatkan bahwa pengobatan OSA hendaknya dilakukan secara sinkron bersamaan dengan pengobatan dan penatalaksanaan penyakit kardiovaskular.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement