Lewat pernyataan di media sosialnya, Aab berpendapat memisahkan sepak bola dan politik adalah ilusi, apalagi di tingkat internasional. Sebab, sepak bola merupalam sarana efektif membangun opini dan meneguhkan sikap. Berbagai negara telah melakukan itu.
Misalnya, Qatar yang mendakwahkan Islam lewat sepak bola, Maroko yang menggaungkan solidaritas bagi Palestina, bahkan Jerman dengan kampanye LGBT. Pernyataan sikap itu pun dilakoni sendiri oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), dengan membatasi Rusia karena menyerang Ukraina.
"Batalnya drawing Piala Dunia U-20 di Indonesia memang patut kita sesalkan. Ada banyak kerugian. Tapi, menerima penjajah masuk negeri ini, tidak bisa kita biarkan. Jadi, kita dalam dilema antara mendukung majunya sepak bola Indonesia dan menolak negara penjajah," kata Aab yang pernah menulis buku berjudul Gerakan Menolak Sembrono.