Sementara itu, gejala yang bisa muncul pada malam hari antara lain tidur dengan mulut terbuka, mendengkur, sering kali mengalami henti napas, kebiruan saat tidur, dan gelisah saat tidur. Anak dengan OSA yang berat juga kerap mengompol saat tidur.
"Tapi kadang ya anak juga suka pinter gitu nyembunyiin ketidaknyamanannya, saya sering bertemu pasien anak yang sebetulnya dia suka bernapas lewat mulut, tapi pura-pura mulutnya ditutup gitu. Nah, orang tua juga harus bisa melihat nih, kalau anak mouth breathing, apalagi tidurnya mendengkur bisa jadi pertanda OSA," jelas dr Fauziah.
Ketika anak menunjukkan gejala-gejala OSA, orang tua disarankan segera membawanya ke dokter untuk kemudian diidentifikasi dan menjalani sleep diagnostic test agar lebih akurat. Ini merupakan pemeriksaan untuk memonitor pernapasan, gerak tubuh, serta respons-respons pasien pada malam hari untuk melihat apakah dia mengalami gangguan pernapasan saat tidur.
"Kalau sudah di tes akan ketahuan apa yang menjadi masalah, misalnya bisa jadi OSA itu disebabkan karena adenoid atau kelenjar gondok, atau ada amandel, yang menghalangi saluran napas anak," kata dr Fauziah.