Ahli epidemiologi penyakit menular dari RTI International, Richard Reithinger, mengungkapkan bahwa konjungtivitis sebelumnya pernah dikaitkan sebagai gejala Covid-19. Hanya saja, kemunculan konjungtivitis terkait Covid-19 di masa lalu tak begitu umum.
Tim peneliti dari Truhlsen Eye Institute di Nebraska Medicine juga pernah mengidentifikasi keberadaan virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, di dalam tear film atau lapisan air mata. Tear film merupakan lapisan cairan tipis yang melapisi permukaan terluar mata.
Berdasarkan temuan tersebut, tim peneliti dari Truhlsen Eye Institute menilai keberadaan virus di area tear film bisa memicu terjadinya konjungtivitis. Tim peneliti mengungkapkan bahwa konjungtivitis bisa memunculkan gejala seperti mata berair, mata merah, bengkak, rasa nyeri atau iritasi di mata, gatal, serta keluarnya cairan selain air mata dari mata.