AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Hipotensi merupakan tekanan darah rendah dalam tubuh di bawah batas normal. Kondisi ini sering kali tak dianggap serius seperti halnya hipertensi, padahal hipotensi juga bisa bisa menimbulkan risiko kesehatan.
Seorang ahli jantung di NYU Langone Hospital AS, Shaline Rao, mengatakan bahwa tekanan darah seseorang harus dijaga pada tingkat yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Menurut dia, kisaran tekanan darah sehat biasanya antara 90/60 hingga 140/80.
“Tekanan darah yang sehat sangat penting karena tekanan darah yang terlalu tinggi (hipertensi) membuat seseorang berisiko terkena serangan jantung, penyakit jantung, atau stroke. Tekanan darah rendah juga bisa membahayakan tubuh,” kata Rao seperti dilansir laman USA Today, Rabu (19/4/2023).
Saat memeriksa tekanan darah seseorang, dua angka selalu dilaporkan yakni angka teratas disebut tekanan darah sistolik yang mengukur tekanan dalam arteri seseorang setiap kali jantung berdetak. Angka kedua, yang disebut tekanan darah diastolik, mengukur tekanan dalam arteri seseorang ketika jantung beristirahat di antara detak jantung.
Ketika tingkat tekanan darah seseorang lebih rendah dari 90/60, hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran pada beberapa orang. Jika tekanan darah seseorang turun terlalu rendah, darah tidak sepenuhnya mengalir ke otak dan arteri, sehingga organ-organ vital tidak akan mendapatkan cukup oksigen atau nutrisi.
Ahli Jantung di Inspira Medical Group Cardiology, Scott Dawson, mengungkapkan bahwa hipotensi dapat disebabkan oleh berbagai aktivitas atau kondisi, termasuk dehidrasi, usia, kehamilan, kehilangan darah akibat cedera, diabetes. Hal itu sebagai efek samping obat yang diminum untuk mengendalikan depresi, tekanan darah tinggi, penyakit Parkinson, hingga kekurangan B12, folat dan zat besi.
Hipotensi ortostatik adalah jenis tekanan darah rendah yang terjadi saat berdiri setelah berada dalam posisi duduk atau berbaring. Hal ini terjadi karena tubuh seseorang tidak merespons dengan tepat terhadap perubahan posisi dan terjadi penurunan tekanan darah sementara.
Hipotensi saraf adalah jenis lain dari tekanan darah rendah, dan lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang lebih muda. "Hal ini disebabkan oleh sinyal yang salah antara otak dan jantung," kata Dawson.
Meskipun beberapa orang dengan tekanan darah rendah kronis tidak memiliki gejala, namun darah yang turun dengan cepat dapat mengancam jiwa. Mungkin juga merupakan indikasi kondisi medis yang serius.
Rao mengatakan, pada individu sehat, tekanan darah rendah bisa jadi normal. "Tetapi jika tekanan darah Anda rendah dan Anda merasakan gejala-gejala seperti pusing, pingsan, atau kaki yang goyah saat mencoba berjalan, Anda harus mengonsultasikannya dengan dokter,” jelasnya.
Gejala tekanan darah rendah yang lebih segera terlihat adalah ketidakmampuan untuk berdiri, kesulitan berbicara, atau pandangan kabur. National Heart, Lung, and Blood Institute mencatat bahwa tanda-tanda syok yang berkaitan dengan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba meliputi kulit yang dingin dan berkeringat, napas yang cepat, warna kulit yang membiru, atau denyut nadi yang lemah dan cepat.
Lantas bagaimana cara meningkatkan tekanan darah dengan aman? Kepala asosiasi Cardiology for Diversity and Health Equity di Massachusetts General Hospital, Malissa Wood, menyarankan siapa pun yang khawatir dengan tingkat tekanan darah rendah untuk berkonsultasi dengan dokter. Tujuannya untuk mengetahui apakah kondisi tersebut normal bagi mereka atau tidak.
Individu dengan tekanan darah rendah yang tidak normal atau mereka yang mengalami penurunan tekanan darah secara tiba-tiba sebaiknya menghindari berdiri terlalu lama. Terkadang, obat-obatan mungkin diperlukan untuk meningkatkan daya tahan pembuluh darah.
Penyesuaian pola makan dan perilaku sehari-hari juga dapat membantu dalam mengurangi kejadian hipotensi. Menurut Dawson, meningkatkan hidrasi, menjauhkan alkohol, makan makanan kecil yang rendah karbohidrat, dan berhati-hati untuk tidak duduk dengan menyilangkan kaki, bisa membantu meningkatkan tekanan darah dan mengurangi gejala.
"Seperti halnya tekanan darah tinggi, Anda harus berbicara dengan dokter Anda tentang strategi terbaik untuk mengelola hipotensi,” kata dia.