Berdasarkan data tahun lalu, sekitar 22 persen warga Australia berusia 18-24 tahun menggunakan vape atau rokok elektrik setidaknya satu kali. Butler mengatakan, remaja dan orang-orang muda yang menggunakan vape memiliki berisiko tiga kali lebih besar untuk beralih ke rokok konvensional.
Munculnya rencana yang ketat terkait pembatasan vape ini bukanlah hal yang aneh di Australia. Seperti diketahui, Australia merupakan salah satu negara yang memiliki peraturan antirokok paling ketat di dunia.
Pada 2012, misalnya, Australia menjadi negara pertama yang melarang produsen rokok untuk memasarkan produk mereka dengan kemasan penuh warna. Hal ini membuat produk rokok dari berbagai merek dipasarkan dalam kemasan yang serupa.
Akan tetapi, Australia belum berencana untuk mengikuti jejak Selandia Baru yang melarang penjualan rokok untuk generasi-generasi masa depan. Yang mungkin akan dilakukan oleh Australia adalah menaikkan pajak tembakau hingga lima persen per tahun selama tiga tahun ke depan. Dengan kenaikan pajak ini, Australia berharap penjualan rokok di negaranya akan menurun.