AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Dokter spesialis anak Kurniawan Satria Denta mengatakan stimulus visual melalui warna dapat diberikan sesuai tahap perkembangan anak. Namun, stimulasi perlu dilakukan dengan memperhatikan preferensi warna anak yang berbeda-beda.
Itu berarti, orang tua perlu memberikan rangsangan warna yang beragam untuk memperkaya pengalaman anak-anak. Dokter Denta menjelaskan pemilihan warna mendukung stimulasi anak bisa berbeda-beda, tergantung dari fase pertumbuhan dan perkembangan anak yang berbeda mulai dari bayi hingga usia remaja.
1. Bayi
Tahap sensori motor di awal, pemahaman bayi terhadap warna tidak sebanyak orang dewasa. Itu karena bayi belum banyak terpapar warna di luar rumah.
Oleh karena itu, pemahaman bayi terhadap warna baru sebatas warna sederhana, warna jelas seperti merah, kuning, biru, dan putih. Menurutnya, bayi butuh mengenali lingkungan dengan jelas karena mereka belum begitu luas eksplorasinya.
"Kita belum perlu mengenalkan bayi warna toska atau sage green, misalnya," kata dr Denta dalam acara konferensi pers Jotun Kids Collection 2023, Rabu (3/5/2023).
2. Tahap pra operasional
Begitu eksplorasi sudah lebih baik di tahap pra operasional, di mana anak sudah mulai bicara, kemampuan anak mengenali warna akan berkembang. Lebih banyak lagi warna yang dikenalinya.
Rentang warnanya yang diketahuinya sudah lebih luas sering dengan makin tingginya rasa ingin tahu anak. Di usia ini, anak perlu dikenalkan dengan warna-warna simpel.
"Makanya salah satu kata-kata pertama dari balita itu adalah warna. Saya suka mengecek kalau ada pasien di praktik saya, ketika suka kira-kira dua tahun, sudah bisa mengenali warna atau belum, karena itu jadi salah satu milestone-nya. Tapi biasanya seringnya bisa, seperti merah, biru, namun dia belum bisa mengenali navy blue," ujarnya.