Sharma menulis bahwa beberapa berpendapat video itu palsu. Video itu dibuat dengan menggunakan CGI atau efek khusus lainnya. Sementara itu, warganet lain berpendapat bahwa video tersebut adalah bentuk penyiksaan hewan, dan betul-betul ada kucing yang dilukai dalam pembuatan video tersebut.
Pada 2007, American Society for the Prevention of Cruelty to Animals (ASPCA) melakukan penyelidikan atas keaslian video tersebut. Sharma mengatakan penyelidikan menyimpulkan bahwa video tersebut kemungkinan besar palsu dan tidak ada kucing asli yang disiksa dalam pembuatan video.
ASPCA mencatat bahwa audio video tidak cocok dengan gerakan kucing dan kucing itu tampaknya dihasilkan oleh komputer. Terlepas dari apakah video itu asli atau palsu, Sharma menekankan bahwa video itu menimbulkan masalah etika yang serius.
Jika video itu nyata, maka itu adalah kasus kekerasan hewan yang jelas dan harus dikutuk. Jika video tersebut palsu, maka menimbulkan pertanyaan tentang moralitas pembuatan konten tersebut. Selain itu, menurut dia, video tersebut dapat memicu orang lain meniru konten serupa.