Akan tetapi, Irma juga mengingatkan agar orang tua tetap menjaga anak dari paparan hal-hal yang memicu alergi, terlebih apabila reaksinya cukup berat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan tidak menunjukkannya di hadapan sang anak.
"Jangan sampai anak itu melihat ada makanan yang memicu dia alergi misalnya cokelat. Karena jika dia sudah melihat secara visual, dia pasti ada keinginan. Kalau nggak dipenuhi, kecenderungannya memang akan menunjukkan perilaku yang negatif. Jadi emosinya nggak stabil, tantrum dan lain-lain," kata Irma.
Untuk meminimalisir risiko, menurut Irma, sebaiknya makanan-minuman pemicu alergi tidak ada dalam radar anak. Andaikan anak sudah bersekolah dan melihat temannya mengonsumsinya, biasanya itu akan menjadi tantangan.
"Biasanya, kalau sudah sekolah, seiring perkembangan anak, ada beberapa yang sudah bisa diberikan penjelasan," ujar Irma.
Selain itu, membiasakan anak membawa bekal ke sekolah juga dapat membantu menghindarinya dari paparan alergen. Dengan demikian, anak lebih terbiasa untuk mengonsumsi bekal dan tidak akan tertarik dengan yang bukan menjadi kebiasaannya.