AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Galeri Indonesia Kaya (GIK) kembali dibuka untuk para penikmat seni setelah tutup lebih dari dua tahun akibat pandemi Covid-19. Ruang publik yang memadukan konsep edukasi dan digital multimedia itu berlokasi di lantai delapan West Mall Grand Indonesia, Jakarta.
Program director GIK, Renitasari Adrian, menyampaikan bahwa GIK merupakan bentuk komitmen Bakti Budaya Djarum Foundation untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Khususnya, kepada generasi muda agar tak kehilangan identitasnya.
Sejak diresmikan pada 2013, GIK telah menjadi rumah bagi para pekerja seni kreatif Indonesia untuk menampilkan berbagai karya. GIK telah dikunjungi lebih dari 600 ribu penikmat seni dan menyelenggarakan lebih dari 2.000 pertunjukan yang dipadu dengan konsep kekinian.
Selama itu pula, lebih dari 500 pekerja seni terlibat dalam beragam kegiatan seni seperti tarian, teater, monolog, pertunjukan musik, apresiasi sastra, kunjungan budaya, dan sebagainya. Namun, pandemi membuat GIK harus ditutup sementara waktu.
Renitasari mengatakan, kondisi itu mendorong GIK untuk berkreasi dalam menampilkan berbagai kegiatan bertema #DiRumahAja. Beragam karya dihadirkan dalam medium ruang virtual, mendorong para pekerja seni untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru agar ekosistem industri seni pertunjukan tetap bertahan.
"Itu juga menjadi kesempatan bagi kami melakukan renovasi untuk mempercantik Galeri Indonesia Kaya agar bisa tampil dengan wajah baru yang memberi kesegaran dalam dunia kreatif seni pertunjukan Indonesia," ujar Renitasari di momen pembukaan kembali GIK pada Jumat (12/5/2023).
Berbagai aplikasi terbaru dihadirkan dalam bentuk projection mapping dengan teknologi sensor yang interaktif. Terdapat tujuh aplikasi yang terinspirasi dari ragam kekayaan Indonesia, yang diberi nama "Bersatu Padu", "Selaras Seirama", "Sajian Rasa", "Arundaya", "Cerita Kita", "Arungi", dan "Pesona Alam".
Konsep desain GIK dengan wajah barunya tetap mengangkat kekhasan Indonesia dalam interior sentuhan rotan kekinian dengan motif pucuk rebung dan kembang tanjung, serta motif parang pada langit-langit ruangan. Seperti sebelumnya, berbagai acara seni bakal hadir di auditorium GIK.
Auditorium berkapasitas 150 orang tersebut memiliki panggung berukuran 13x3 meter dengan tiga buah layar yang dilengkapi proyektor utama 10.000 lumens dan projector pendukung 7.000 lumens. Ada sound system dengan audio power mencapai 5.000 watt, disertai dengan moving LED di panggung.