AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Penulis dan seniman Lala Bohang kembali merilis karya terbaru berjudul In The Middle of Everything. Selain buku, dia juga mengadakan pameran dengan judul yang sama di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta Selatan.
“Sebenarnya di pameran dan di buku terbaru aku enggak meletakkan peran yang berbeda. Aku melakukannya dari satu pemikiran aku dengan membuat bukunya dulu. Setelah selesai membuat buku, aku terpantik untuk membuat bentuk visual. Kayak masih ada yang mau diceritakan makanya buat pameran," kata Lala di Dia.Lo.Gue. Artspace, Kemang, Jakarta Selatan.
Dalam karya terbarunya, Lala melakukan perenungan atas ruang-ruang tengah yang dimiliki manusia saat beranjak dari satu tempat menuju tempat tujuan lain. Menurut dia, hidup penuh dengan banyak momen yang tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir.
Buku ini juga menjadi bagian dari perjalanan hidupnya melewati fase pendewasaan diri. Dia banyak merasakan berada di tengah situasi tidak menentu. Ada dua intensi dalam buku In The Middle of Everything.
Intensi pertama adalah dia secara personal ingin buku ini menjadi penutup dari sebuah babak dari hidupnya. Lala mengaku kerap mempertanyakan atau meragukan diri sendiri. Namun, sekarang dia sudah melepaskan semuanya.
“Aku dulu ingin memenuhi ekspektasi orang lain. Orang berharap aku A dan melakukan A. Tapi, sekarang aku ya sudah, enggak seperti itu lagi, itu yang paling penting,” ujarnya.
Intensi kedua adalah Lala ingin lebih banyak bercerita soal simplifikasi manusia. Dia menyoroti masih banyak perempuan yang dikenal sebagai submisif atau pembangkang. Padahal, dia melihatnya tidak sesederhana itu.
“Spektrum itu luas, ada perempuan yang misalnya dia suka peduli ke semua orang. Tapi, pada saat yang sama dia sangat kuat menghadapi kehidupan dan kerja keras. Jadi, intensi kedua untuk merayakan spektrum dan kompleksitas manusia, khususnya perempuan. Sebab aku perempuan sehingga aku merasa tidak bohong menceritakan itu,” katanya.
Lewat peluncuran buku dan pameran In The Middle of Everything, Lala berharap karyanya dapat menemani pembaca merasakan untuk tidak menyesal menjadi diri mereka. “Semoga karya yang aku buat membuat orang merasa less messy. Oh ternyata life is always chaotic. Jadi, kayak tidak merasa sorry for themselves for being them,” katanya
Pameran In The Middle of Everything berlangsung mulai 12 Mei hingga 4 Juni 2023. Untuk buku In The Middle of Everything, telah tersedia dibeli secara luas di toko-toko buku daring dan luring sejak 16 Februari.