BMI dihitung berdasarkan tinggi dan berat badan pasien, yang berarti ini bukan cerminan komposisi tubuh yang akurat. Sebab, orang dengan BMI serupa dapat memiliki komorbiditas dan tingkat risiko kesehatan yang sangat berbeda.
Lantaran kurangnya gejala, myosteatosis biasanya ditemukan pada orang yang sudah sakit dan menjalani perawatan medis untuk penyakit lain. Sampai saat ini, pencitraan medis dengan CT atau MRI tetap menjadi standar emas untuk mengevaluasi myosteatosis, menurut dr Nachit.
"Di sini, kami menunjukkan bahwa myosteatosis merupakan indikator kuat dari risiko kematian seseorang dalam jangka waktu yang relatif singkat," kata dia.
Dengan mengingat hal ini, tim peneliti mulai mengidentifikasi hubungan antara myosteatosis dan risiko kematian.