Di Twitter, warganet ramai membicarakan double carbo nasi plus mi goreng untuk bekal sekolah anak. Menu yang biasa dijadikan makanan yang dibawa saat anak '90-an pergi berenang itu kini menjadi bekal sehari-hari sebagian anak sekolah.
Obrolan soal bekal nasi dan mi goreng itu dimulai dari cicitan akun @littlevixen_ pada Senin (29/5/2023) lalu. Ia mempertanyakan pengetahuan gizi orang tua yang memberikan menu bekal seperti itu.
"Serius kalau ada orang tua yang ngebekelin anaknya begini, pengetahuan tentang gizi anak dan pertumbuhan ngerti kagak sih?" cicit akun @littlevixen_, dikutip pada Rabu (31/5/2023).
Serius kalo ada org tua yg ngebekelin anaknya begini,
Pengetahuan ttg gizi anak & pertumbuhan ngerti kagak, sih? pic.twitter.com/3fAdJ7bnq7
— अग्घियकल्यानी🪷 (@littlevixen__) May 28, 2023
Cicitan itu pun mendapatkan respons yang beragam dari warganet. Sebagian menganggap bisa jadi orang tua tidak punya pilihan karena keterbatasan finansial.
Sebagian lain mencermati pentingnya bersiap menjadi orang tua dengan melek gizi. Orang tua diserukan untuk aktif menambah pengetahuan lewat kader posyandu, konsultasi dengan dokter, dan banyak membaca ataupun menyimak konten edukasi gizi yang bertebaran di media sosial.
"Bukan perkara murah atau gimana sih. ini karbo ketemu karbo astaga. Harusnya kan ditambah tempe goreng apa telur ceplok yang digoreng di wajan (bukan teflon) sampai pinggirannya berkerak enak gitu," kata akun @thirasamvaro.
Ada pula yang mempersoalkan sekolah terlalu pagi. Menurut Ardian Pratama selaku pemilik akun @ardi_tama1, orang tua akan cenderung memilih menu yang cepat, ringkas, dan harganya terjangkau.
Salah satu alesan gua gak setuju anak sekolah masuk terlalu pagi, berarti mesti bangun lebih pagi lagi buat nyiapin makanan
Berapa banyak si orang tua kita, gak usah orang tua de, kitanya sendiri mau masak niat pagi" buta? https://t.co/iHf4Efan7g
— ardian pratama (@ardi_tama1) May 30, 2023