AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Kebanyakan nasabah pemula yang baru menggunakan kartu kredit tidak tahu hal-hal mendasar, misalnya saat pendataan. Ketika seseorang sudah memberikan data, data telah masuk, lalu prosesnya tiba-tiba berhenti di tengah jalan, ini bisa memberi efek buruk di rekam jejak Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kita membangun kredit yang pasti berguna untuk mereka. Ada hal-hal penting yang belum tentu customer paham konsekuensinya, dan itu yang kita ajarkan,” ucap Direktur Utama PT Honest Financial Technologies, Dharu Estiningrum, dalam konferensi pers di Jakarta, belum lama ini.
Honest Card sendiri dibangun dengan teknologi sebagai pilar pentingnya, agar dapat memberikan produk yang mudah, transparan, dan dapat diadopsi dengan cepat. Maka dari itu, semua yang ada pada Honest Card ini berbeda dari kartu kredit yang pernah ada.
Honest Card ini menargetkan orang yang belum pernah memiliki kartu kredit, untuk diajarkan cara mengontrol pemakaiannya.
Dengan nasabah yang sudah mencapai sekitar 2.000 orang, Honest Card memberikan limit terkecil untuk para nasabah pemula. Tujuannya, agar mereka memakainya secara bertanggung jawab dan mengontrol dengan baik penggunaannya.
Jika rekam jejak pemakaian baik, maka Honest Card akan langsung menaikkan limitnya tanpa perlu ribet membuat pengajuan dulu. “Kami menggunakan teknologi machine learning pada proses penilaian kelayakan kredit,” ujar Dharu.
Honest Card ingin nasabah menggunakan teknologi yang terasa nyaman dan mempunyai kendali penuh dalam menggunakan kartu kredit. Fitur keamanan di aplikasi maupun di desain kartu bertujuan untuk menjaga konsumen dari risiko yang tidak mereka sadari, yang biasanya dialami para nasabah pemula.
Pengajuan Honest Card bisa dimulai dengan mengunggah aplikasinya terlebih dahulu di Google Playstore. Ponsel yang digunakan juga sudah harus memiliki near field communication (NFC). Saat pengajuan inilah, nasabah akan diberi tahu semua soal Honest Card serta edukasi dasar terkait kartu kredit.