Selasa 13 Jun 2023 07:12 WIB

Kena Pilek Setelah Pandemi Reda, Perlukah Kita Tahu Jenis Virus Penyebabnya?

Rata-rata orang dewasa akan terkena dua hingga empat kali pilek per tahun.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Batuk pilek (Ilustrasi). Bukan cuma Covid-19, ada banyak penyakit yang memunculkan gejala batuk dan pilek.
Foto:

Kapan pilek harus menjadi perhatian?

Ketua Dewan American Academy of Family Physicians dr Sterling Ransone mengatakan sebagian besar pasiennya sangat lelah akibat pandemi sehingga mereka tidak menyadari atau peduli bahwa batuk terus-menerus yang dideritanya mungkin disebabkan oleh virus pernapasan yang kemungkinan besar akan mereka sebarkan ke orang lain.

"Orang-orang datang untuk memeriksa tekanan darah atau diabetes mereka dan berkata, 'Ngomong-ngomong, saya demam tadi malam dan saya batuk selama lima hari terakhir'. Ketika saya memberi tahu bahwa mereka mungkin terkena virus, saya tidak melihat banyak ketakutan," ucap dia.

photo
Cara meredakan pilek. - (Republika)

Berikut beberapa tanda perhatian medis mungkin diperlukan, menurut Ransone dan CDC:

1. Demam yang tidak kunjung membaik selama dua hingga tiga hari dengan obat penurun panas.

2. Gejala yang membaik tetapi kemudian memburuk dengan cepat.

3. Bayi berusia kurang dari tiga bulan dengan demam 38 derajat Celsius atau lebih.

4. Merasa dispena atau sesak napas (air hunger) saat Anda merasa tidak bisa mendapatkan cukup udara atau menyelesaikan kalimat tanpa sesak napas.

5. Pembacaan oksimeter denyut yang turun di bawah 90 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement