Ahad 18 Jun 2023 06:24 WIB

Orang akan Lihat Cahaya di Ujung Terowongan Saat Sakaratul Maut, Mitos atau Fakta?

Setidaknya, ada enam mitos tentang kematian yang banyak dipercaya.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Meninggal dunia (ilustrasi). Ada banyak kesalahpahaman yang tersebar luas tentang kematian dan orang-orang yang sekarat.
Foto:

Mitos: Hospice hanya untuk orang yang akan meninggal

Menurut Vlahos, banyak orang mengira hospice hanya untuk orang yang umurnya tinggal satu pekan atau beberapa hari lagi. Dia mengatakan bahwa itu tidak benar.

"Kita dapat merawat orang yang secara klinis memiliki waktu enam bulan atau kurang untuk hidup seperti yang diestimasikan oleh dokter ... tapi itu bukan ilmu pasti," ujar Vlahos.

Bahkan, jika orang memiliki waktu hidup lebih dari enam bulan, menurut Vlahos, hospice dapat membantu membuat mereka lebih nyaman dan memungkinkan mereka membuat keputusan tentang perawatan akhir hidup. Perawatan hospice juga tidak harus terjadi di rumah sakit atau fasilitas kesehatan.

"Hospice juga mencakup layanan yang datang ke tempat Anda berada, seperti panti jompo atau rumah," katanya.

Mitos: Hospice mempercepat proses kematian

Vlahos mengungkapkan tidak ada bukti bahwa hospice mempercepat kematian. Dia sering melihat pasien yang sakit parah hidup lebih lama dari perkiraan semula setelah mereka pindah ke perawatan hospice.

"Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dapat hidup hingga 20 hari lebih lama di hospice ketika Anda melihat perbedaan antara pasien dengan penyakit yang sama," ujar Vlahos.

Yang mendasari mitos ini adalah kesalahpahaman lain, yaitu memilih perawatan hospice adalah menyerah. Pada kenyataannya, itu hanyalah jenis perawatan lain.

"Kami tidak menyerah untuk merawat orang. Kami masih memberikan perawatan. Kami hanya berfokus pada kenyamanan daripada penyembuhan," ujar Vlahos.

Perawatan hospice juga melibatkan beberapa prosedur , seperti pemasangan kateter atau perawatan luka.

Mitos: Orang sekarat melihat cahaya di ujung terowongan

Faktanya, penglihatan paling umum sebelum kematian bukanlah cahaya di ujung terowongan. Menurut Vlahos, umum bagi orang untuk mengalami penglihatan atau halusinasi akhir kehidupan di hati atau jam terakhir.

Hanya saja, sebagian besar dari ini bukanlah stereotipe "cahaya di ujung terowongan". Sebaliknya, orang yang sudah dekat dengan kematian kerap mendapat penglihatan orang-orang terkasih yang telah meninggal, terutama orang tua atau pasangan.

"Ini adalah fenomena medis yang sangat umum dan tidak dapat dijelaskan apa yang kita lihat, serta gelombang energi (sebelum kematian)" ujar Vlahos.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement