AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Saat publik harap-harap cemas menunggu kabar dari kapal selam Titanic yang hilang, seorang ahli geofisika Inggris menanggapi soal suara dentuman misterius yang memicu harapan. Tetapi menurutnya, mungkin suara itu tidak berasal dari kapal tersebut dan belum tentu para awak masih hidup.
Waktu hampir "habis" bagi penumpang yang ada di kapal Titan tersebut. Misi penyelamatan ekstensif dilakukan setelah kapal selam dalam ekspedisi turis kehilangan kontak satu jam 45 menit setelah turun dari ketinggian 12.500 kaki menuju bangkai kapal Titanic di Samudra Atlantik Utara.
Kapal beroperasi pada Ahad (18/6/2023) pagi (waktu setempat) membawa lima orang di dalamnya. Daftar orang itu di antaranya, pendiri dan CEO perusahaan operasi kapal yang berbasis di AS, OceanGate, seorang miliarder Inggris, dan seorang pengusaha Pakistan bersama putranya yang berusia 19 tahun, serta seorang penjelajah Prancis.
Sebanyak lima orang di dalamnya telah diidentifikasi sebagai Paul-Henri Nargeolet (kiri atas), Shahzada Dawood dan putranya Suleman, Stockton Rush dan Hamish Harding. Selama beberapa hari terakhir, Penjaga Pantai AS mengatakan suara dentuman telah terdeteksi di lautan memicu harapan kelompok yang hilang itu masih hidup.
Suara bawah air terdeteksi oleh perangkat sonar yang dikerahkan untuk menemukan kapal tersebut, mendorong relokasi sumber daya untuk mengeksplorasi asalnya yang masih belum diketahui. Muncul pada Kamis (22/6/2023), Pembaca di Forensic Geoscience Jamie Pringle mengatakan ini adalah misi pencarian yang sangat sulit.
"Kedalaman air yang sama, sifat kasar dasar laut yang jelas, dan, tentu saja, jika berada di bidang puing-puing di sekitar Titanic, akan sangat sulit untuk menemukan kapal selam yang sangat kecil dibandingkan dengan semua puing-puing lainnya," kata dr Pringle.
Dia mengatakan pada titik ini penyelamat tahu suara-suara misterius itu mungkin buatan manusia tapi membayangkan suara itu tidak berasal dari dasar lautan. Mungkin karena kebisingan kapal pencari, misalnya, jadi itu tidak terlalu positif terkait kapal.
"Lautan bukan kumpulan air yang besar, jadi biasanya suara akan terdengar lebih horizontal. Saya membayangkan itu bukan dari dasar lautan, itu akan lebih ke bagian atas,” ujar dia.
Dia juga mencatat gelombang suara bergerak dengan kekuatan. Dengan misi kapal untuk terjun ke dasar lautan, dipasangkan dengan ukuran kapal selam yang kecil, maka kecil kemungkinan kapal selam itu dapat terdengar dari kedalaman air.
"Gelombang suara akan bergerak secara proporsional dengan kekuatan sumber yang diciptakannya. Jadi, harus ada suara yang sangat kuat dari dasar samudra ini pada kedalaman itu untuk mencapai kedalaman dekat permukaan," jelas dr Pringle.
Dia mengatakan, tidak bisa terlalu definitif dan tentu saja, ada contoh lain di masa lalu di mana mereka mendeteksi suara dan ternyata itu adalah alarm palsu. Jadi kita tidak bisa terlalu berharap, tapi setidaknya itu lebih baik daripada tidak mendengar suara sama sekali.
Kapal selam Titan dirancang untuk membawa lima orang ke kedalaman 4.000 meter (13.123 kaki) dan telah melakukan beberapa kali penyelaman ke Titanic sejak 2021. Karena berlayar begitu dalam di lautan, kapal selam tidak dapat menggunakan GPS dan berkomunikasi melalui sistem pesan teks.
Dioperasikan oleh Ekspedisi OceanGate, ekspedisi turis, yang menelan biaya 250.000 dolar AS per orang, dimulai di St. John's, Newfoundland, sebelum menuju sekitar 640 km ke Atlantik ke lokasi reruntuhan, menurut situs web OceanGate.