Rabu 28 Jun 2023 12:07 WIB

Remaja Cerca Kampus, Hijabers Minum Miras, Jejak Digital Kelak Bisa Hambat Dapat Kerja?

Gen-Z model begini udah kutandain, kata warganet dalam unggahan soal rekrutmen.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Wawancara kerja (Ilustrasi). Pemeriksaan media sosial atau medsos checking kerap menjadi salah satu tahapan rekrutmen di sejumlah perusahaan.
Foto:

Profil Kita Tercermin dari Unggahan Terdahulu

Jejak digital sangat penting karena dapat mengungkapkan banyak hal tentang kita, karena jejak digital dapat dilacak, dianalisis dan membangun gambaran profil. Hal ini disampaikan Nurul Arifin Anggota Komisi I DPR RI dalam kesempatannya di Webinar Aptika Kominfo, Selasa (28/2/2023).

"Jejak digital dapat mengungkapkan begitu banyak hal tentang diri kita. Karena berasal dari aktivitas daring, jejak digital dapat dilacak, dianalisis, dan digunakan untuk membangun gambaran profil yang sesuai dengan lokasi, kelompok sosial, perilaku, dan minat kita,” kata Nurul Arifin.

 

Jejak digital sering dijadikan sebagai tolak ukur SDM Perusahaan dalam menyeleksi kandidat. Indikator yang dilihat seperti kalimat yang diunggah, foto, interaksi serta lingkaran pertemanan.

Jejak digital yang kurang baik dapat merugikan pelamar kerja,  namun jejak digital yang baik dapat membantu memperkuat potensi.

"Bagaikan dua sisi mata uang, jejak digital dapat membantu memperkuat potensimu, tetapi di sisi lain juga dapat merugikan diri sendiri jika tidak berhati-hati dalam menggunakannya," ujar Nurul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement