Melalui laman resminya, NORD mengungkapkan bahwa sindrom Gianotti-Crosti biasanya muncul sebagai reaksi terhadap infeksi virus yang terjadi sebelumnya. Di beberapa negara, infeksi yang dapat memicu kemunculan sindrom Gianotti-Crosti adalah infeksi virus Hepatitis B.
Selain virus Hepatitis B, riwayat infeksi virus lain seperti Coxsackievirus, virus Epstein-Barr, dan Cytomegalovirus juga dapat memicu kemunculan sindrom Gianotti-Crosti. Sindrom Gianotti-Crosti dikategorikan sebagai gangguan self-limiting.
Artinya, terapi yang dapat diberikan untuk anak dengan sindrom Gianotti-Crosti adalah terapi yang bersifat meringankan gejala dan suportif. Sebagai contoh, krim oles atau obat minum tertentu dapat diberikan untuk meredakan keluhan gatal yang hebat.
Sedangkan ruam atau lepuhan yang muncul pada kulit biasanya akan membaik dengan sendirinya. Proses penyembuhan ini umumnya memakan waktu sekitar 15-60 hari.