Tindakan hukum ini datang setelah festival pada bulan lalu dihentikan setelah frontman band Matty Healy memicu kontroversi besar selama set pada malam pertama festival. Dua hari tersisa dari acara tiga hari itu harus dibatalkan, menyusul omelan penuh sumpah serapah Healy terhadap undang-undang anti-LGBT Malaysia dan adegan ciumannya di atas panggung dengan basis Ross MacDonald di tengah pertunjukan.
Menurut Mathew, klaim FSA terhadap The 1975, pada dasarnya adalah pelanggaran kontrak yang disengaja. Perwakilan Healy dengan tegas memberikan jaminan tertulis sebelum pertunjukan bahwa dia dan pertunjukan langsung The 1975 akan mematuhi semua pedoman dan peraturan lokal selama berada di Malaysia.
"Meskipun demikian, jaminan itu diabaikan, dan tindakan The 1975 juga jelas melanggar kontrak dengan FSA, yang menyebabkan pembatalan festival dan menyebabkan kerugian yang signifikan bagi FSA," ujar Mathew.
Jika The 1975 menolak untuk mengakui tanggung jawabnya dan tidak mau memberikan kompensasi kepada penyelenggara GVF 2023, maka FSA akan menempuh proses hukum di Pengadilan Inggris.