Akhirnya, Yayasan Puteri Indonesia memutuskan untuk tetap memberangkatkan Artika. Seiring waktu, menurut Artika, publik pun bisa menerima dan mengakui serta mendukung keberadaan kontes kecantikan.
"Jadi memang, membangun citra kontes kecantikan di Indonesia butuh usaha dan pembuktian yang tidak mudah dan sebentar," kata perempuan kelahiran Pangkalpinang tersebut.
YPI, lanjut Artika, sudah mengusahakannya dengan konsisten selama 30 tahun. Pemain film Opera Jawa ini merasa prihatin dan menyayangkan dengan munculnya kasus Miss Universe Indonesia karena itu bisa kembali menggiring opini negatif publik terhadap kontes kecantikan.
Hal utama yang jadi sorotan Artika adalah pupusnya mimpi korban dugaan pelecehan ini. Padahal, mereka telah menghadapi tekanan untuk memberikan yang terbaik semasa tahapan seleksi Miss Universe Indonesia.
"Sebagai wakil yang kompeten, mimpi mereka menjadi pupus karena adanya body check pada masa karantina yang dilakukan dengan tidak sesuai kebutuhan untuk sebuah kontes," kata istri dari penyanyi Baim tersebut.