AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Paparan gawai di usia satu tahun dapat menghambat perkembangan kemampuan penyelesaian masalah hingga motorik halus anak. Namun di usia empat tahun, anak-anak tampak mampu mengejar ketertinggalan tersebut.
Temuan ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dilakukan di Jepang. Studi ini menyoroti dampak paparan gawai di usia satu tahun terhadap perkembangan anak. Paparan gawai yang dimaksud dalam studi ini adalah menonton televisi, bermain gim video, dan menggunakan ponsel pintar, tablet, atau gawai elektronik lain.
Selama studi berlangsung, tim peneliti menganalisis lebih dari 7.000 data anak-anak berusia satu tahun. Dari studi ini, tim peneliti menemukan bahwa paparan gawai lebih dari satu jam per hari pada anak usia satu tahun dapat menghambat perkembangan kemampuan penyelesaian masalah, motorik halus, hingga komunikasi ketika anak tersebut berusia dua, tiga, atau empat tahun.
"Semakin banyak screen time yang didapatkan oleh bayi-bayi ini pada usia satu tahun, semakin buruk tahap perkembangan mereka pada usia dua tahun, khususnya dalam hal komunikasi," ungkap Dr Jennifer Ashton mengomentari studi tersebut, seperti dilansir ABC News pada Rabu (23/8/2023).
Akan tetapi, anak-anak tersebut tampak berhasil mengejar ketertinggalan beberapa tahun kemudian. Menurut studi, anak-anak tersebut memiliki kemampuan sosial, pribadi, serta penyelesaian masalah yang sama dengan teman-teman seusianya yang jarang mendapatkan paparan gawai ketika berusia satu tahun. "Meski begitu, ini menunjukkan bahwa screen time yang terlalu lama tidak baik untuk otak anak satu tahun," lanjut Dr Ashton.
Seperti dilansir The Sun, National Institute for Health and Care Excellence (NICE) menganjurkan orang tua untuk membatasi paparan gawai pada anak-anak. Orang tua perlu membatasi screen time pada anak menjadi dua jam per hari.
NICE mengungkapkan bahwa screen time yang terbatas bisa memberikan manfaat edukasi bagi anak. Akan tetapi, orang tua harus memastikan bahwa konten yang ditonton oleh anak sesuai dengan usia mereka.
Sedangkan untuk anak berusia satu tahun, Dr Ashton lebih menganjurkan orang tua untuk memperkuat komunikasi tatap muka dengan anak. Di usia tersebut, Dr Ashton mengatakan komunikasi tatap muka sangat diperlukan untuk mengasah perkembangan sosial anak. "Mereka membutuhkannya untuk perkembangan bahasa mereka, dan Anda tidak bisa menggantikan (komunikasi tatap muka) dengan gawai," tambah Dr Ashton.
Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan orang tua untuk tidak memberikan paparan gawai pada anak berusia di bawah satu tahun. Paparan gawai ini termasuk menonton televisi atau bermain gim video.
Tak Semua Screen Time Buruk
Di era digital ini, gawai telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Paparan gawai pada anak juga tidak selalu memberikan dampak negatif.
Menurut Dr Ashton, paparan gawai bisa membawa manfaat bagi anak-anak yang sudah berusia lebih besar. Akan tetapi, manfaat ini akan sangat bergantung pada konten yang ditonton oleh anak melalui gawai. "Anak-anak bisa belajar dengan screen time. Ini hanyalah masalah konten yang ditonton dan seberapa banyak yang mereka dapatkan," ujar Dr Ashton.