Senin 11 Sep 2023 20:18 WIB

Dokter Jiwa: Mager Bisa Jadi Tanda Depresi

Cegah dampak buruk depresi dengan berkonsultasi dengan ahlinya.

Red: Ani Nursalikah
Depresi (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Depresi (ilustrasi).

AMEERALIFE.COM,  JAKARTA -- Praktisi Kesehatan Spesialis Kedokteran Jiwa dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof dr I.G.N.G Ngoerah, Denpasar Ida Aju Kusuma Wardani menyebutkan malas gerak bisa menjadi salah satu tanda depresi.

"Seperti tidak ada energi, mager (malas gerak), menarik diri dari lingkungan, dan sulit tidur, merupakan beberapa tanda depresi yang perlu dibantu," katanya dalam acara gelar wicara terkait depresi, secara daring, di Jakarta, Senin (11/9/2023).

Baca Juga

Ida menyebutkan kehilangan minat pada suatu rutinitas tertentu seperti bekerja atau melakukan hobi seperti olahraga, juga merupakan salah satu tahapan yang harus diwaspadai sebelum pada tahap depresi yang lebih berat.

Selain itu, perilaku seperti putus asa, perasaan bahwa diri tidak berguna, serta harapan yang terlalu tinggi namun tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan juga perlu diwaspadai setiap orang sebagai gejala dari depresi.

Pada tahap depresi yang lebih berat, kata dia, seseorang yang mengalami depresi umumnya lebih sensitif dan cenderung mengatakan dirinya "sudah bosan hidup" atau "tidak tahan dalam menghadapi cobaan kehidupan".

"Dengan hal seperti itu, berarti individu tersebut memiliki kerapuhan dalam kepribadiannya, maka harus dibantu," ujarnya.

Ida mengimbau agar setiap orang mewaspadai dan merangkul kerabat atau famili yang mengalami sejumlah gejala tersebut serta mencegah untuk melakukan percobaan bunuh diri. Dia menegaskan percobaan bunuh diri merupakan perbuatan negatif, yang hanya berakibat pada dua hal yakni merenggut nyawa atau menjadikan seseorang cacat di sisa hidupnya.

Oleh karena itu, dalam memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia pada 10 September, Ida mengajak kepada setiap orang untuk berkonsultasi kepada ahlinya untuk mencegah dampak yang lebih buruk dari depresi.

"Tidak harus ke spesialis kejiwaan/psikiater, carilah solusi mana yang paling bisa didapatkan, bisa psikolog atau kalau adanya dokter umum juga boleh, yang penting ada bantuan tenaga medis, agar tidak terpuruk karena dengan sosialisasi dapat menciptakan harapan melalui tindakan," ujarnya. 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement