AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Baru-baru ini di media sosial X (sebelumnya Twitter) muncul ajakan untuk memboikot film terbaru yang dibintangi oleh aktris Gal Gadot, Snow White. Ajakan itu salah satunya ditulis oleh akun @xxvingformxlik.
Akun tersebut mengungkapkan, Gal Gadot adalah anggota Israel Defense Forces (IDF) yang telah meneror dan melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap Palestina lebih dari 75 tahun. “BOIKOT FILM INI!! Gal Gadot adalah seorang zionis dan anggota IDF yang telah meneror dan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap Palestina selama lebih dari 75 tahun,” tulis akun @xxvingformxlik sambil menyematkan postingan One Take News tentang trailer Snow White yang diperkirakan akan dirilis bulan depan.
Selanjutnya, akun X tersebut juga menulis Gal Gadot baru-baru ini mengkritik gencatan senjata dengan menggunakan istilah “kemanusiaan” yang dia tidak tahu artinya karena dia sendiri menjadi "bagian" dari pihak yang membunuh orang-orang Palestina. Bagi akun @xxvingformxlik, Gal Gadot tidak menyenangkan dan jahat.
Akun @xxvingformxlik menyertakan video dari Ynetnews yang berisi kritikan perempuan kelahiran 1985 itu. “Saya bertanya pada diri sendiri apa yang terjadi dengan kemanusiaan? Seperti, bagaimana mungkin? Mengapa kita perlu meyakinkan masyarakat bahwa hal ini tidak baik padahal pihak lain meminta gencatan senjata? Dan saya mendukung perdamaian, jangan salah paham, tapi para sandera masih ada, bukan perang tentang para sandera. Apa? Apa yang kamu bicarakan?,” kata Gal Gadot dalam potongan video dari akun Ynetnews (@ynetnews).
Ide boikot film ini bukan yang kali pertama dihadapi oleh Gal Gadot. Keterlibatannya pada masa lalu di IDF memicu kontroversi terkait filmnya pada 2022, Death on the Nile. Lebanon dan Kuwait melarang film tersebut karena masalah politik mereka yang sedang berlangsung dengan Israel.
Lebanon juga sebelumnya memblokir Wonder Woman karya Gal Gadot dan sekuelnya karena dia adalah seorang aktris Israel yang memainkan peran utama. Dilansir Jewish Unpacked, Senin (30/10/2023), hubungan perempuan berusia 38 tahun ini dengan IDF juga menuai kritik seputar perilisan serial dokumenter pendek National Geographic IMPACT with Gal Gadot pada tahun 2021. Serial ini menceritakan kisah enam wanita yang memberikan dampak signifikan terhadap komunitas mereka di seluruh dunia.
Gal Gadot-Varsano adalah aktris yang lahir di Petah Tikva, Israel, dari orang tua Yahudi Michael Gadot, seorang insinyur dan sabra generasi keenam, dan Irit Weiss, seorang guru pendidikan jasmani. Secara tak terduga, pada usia 18 tahun, Gal Gadot mendapati dirinya menjadi sorotan setelah memenangkan kontes kecantikan Miss Israel 2004. Kemenangan ini membuka jalan bagi keikutsertaannya dalam kontes Miss Universe, meskipun dia tidak bercita-cita untuk menang, mengingat hal itu merupakan tanggung jawab yang sangat besar bagi seseorang seusianya.
Kesuksesan kontes yang tak terduga ini menandai momen penting dalam kehidupan Gal Gadot, mengawali karier modelingnya dan membawanya menuju ketenaran internasional. Dia menghiasi kampanye untuk merek-merek seperti Gucci, Vine Vera, Jaguar Cars, dan Castro, menjadikannya wajah yang dikenal di seluruh dunia.
Menyusul kesuksesannya dalam dunia modeling, Gadot beralih ke dunia akting dan mendapatkan peran dalam waralaba Fast & Furious. Namun, momen terobosannya datang pada 2016 ketika ia memerankan Wonder Woman dalam Batman v Superman: Dawn of Justice. Penampilan Gadot sebagai pahlawan super yang dicintai mendapat pujian luas, membuatnya masuk dalam 100 orang paling berpengaruh versi Time pada tahun 2018.
Pada usia 20 tahun, Gal Gadot mendaftar di IDF sebagai bagian dari dinas wajib militernya, di mana dia menjabat sebagai instruktur kebugaran tempur selama dua tahun. Dalam berbagai perbincangan tentang masa pengabdiannya, Gadot menekankan bahwa perannya terutama berorientasi pada kebugaran. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya di gym, fokus pada pelatihan tentara dan menjaga kesehatan fisik mereka.
Gal Gadot terkenal menyuarakan dukungannya terhadap Israel selama konflik Israel-Palestina. Dia menggunakan platformnya untuk menyuarakan dukungan kepada Israel. Dilansir Daily Mail, awal bulan Oktober ini ibu tiga anak itu mendesak para pengikutnya untuk menyumbangkan dana bagi mereka yang terkena dampak serangan Hamas terhadap Israel.