Beruntung, Saef bertemu salah satu guru SLB Mutiara Hati yang mengajaknya untuk melanjutkan sekolah tingkat SMA di SLB Mutiara Hati. Karenanya, dia kini bisa memiliki bekal keterampilan dan peluang untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, keberuntungan yang dialami Saef, belum bisa dinikmati oleh seluruh disabilitas lainnya. Berdasarkan data Pusdatik Kemnaker, yang bersumber dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), diketahui bahwa jumlah pengangguran terbuka penyandang disabilitas pada 2022 sebanyak 295.960 orang. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2021 yang mencapai 226.646 orang.
Dari jumlah itu, pengangguran terbuka disabilitas laki-laki pada 2022 sebanyak 240.951 orang dan perempuan 55.009 orang. Sedangkan pengangguran terbuka disabilitas laki-laki pada 2021 mencapai 160.758 orang dan perempuan 65.888 orang.
Kepedulian sekolah, masyarakat, dan pertamina
Keberuntungan Saef dalam memperoleh pekerjaan pun tak lepas dari peran SLB Mutiara Hati Indramayu, yang menjadi tempatnya menimba ilmu. Sekolah tersebut berjuang untuk mengadakan memorandum of understanding (MoU) dengan berbagai perusahaan agar mau menerima lulusan mereka.
Kepala Sekolah SLB Mutiara Hati Indramayu, Ciciharningsih, mengakui, saat memfasilitasi anak-anak didiknya untuk memperoleh pekerjaan, banyak perusahaan yang menolak mereka. Namun sebagai pendidik, pihaknya terus berusaha mencari peluang kerja sama dengan perusahaan di berbagai kota.
‘’Banyak perusahaan yang menolak MoU, seringlah kami itu ditolak. Tapi kami tetap berusaha menerobos apapun risikonya karena ini demi kebaikan generasi bangsa,’’ tukas Cicih, saat ditemui Republika di ruang kerjanya.
Cicih mengungkapkan, kesulitan memperoleh pekerjaan merupakan kendala yang dialami anak-anak tuna rungu wicara setelah lulus sekolah. Pasalnya, mereka dianggap sebagai masyarakat kelas dua karena dinilai tidak punya kemampuan.
‘’Padahal anak-anak kami sama dengan yang lain, mereka memiliki potensi yang besar dan bisa untuk masuk ke dunia kerja. Hanya keterbatasannya dari segi komunikasi saja,’’ kata Cicih.
Meski sering mendapat penolakan, namun Cicih bersyukur semua lulusan SLB Mutiara Hati kini sudah bekerja. Sejak pertama didirikan tahun 2015 hingga 2023, sekolah itu sudah meluluskan 12 orang.
Dari 12 orang lulusan tersebut, lima di antaranya kini bekerja sebagai barista di Teman Istimewa Coffee. Sedangkan lainnya, bekerja di berbagai perusahaan di luar Kabupaten Indramayu. Ada juga yang menjadi komikus dan berwiraswasta memproduksi kerajinan tangan.
Cicih pun mengapresiasi kepedulian PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit VI Balongan. Sejak 2019, Pertamina Balongan mengarahkan salah satu sasaran kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungannya pada kelompok disabilitas.
Perusahaan pelat merah tersebut menjadikan SLB Mutiara Hati sebagai mitra binaan mereka. Semula, bantuan yang diberikan hanya berupa sarana dan pelatihan keterampilan yang bersifat sekali selesai.
Namun, kerja sama itu terus ditingkatkan setiap tahunnya hingga kini berwujud pada perekrutan alumni SLB Mutiara Hati, sebagai barista di Teman Istimewa Coffee.
‘’Kami sangat mengapresiasi CSR Pertamina Balongan yang betul-betul peduli pada anak-anak kami. Dan kepedulian itu bukan karena kasihan, tapi karena memang ingin mengembangkan potensi anak-anak kami. Jadi betul-betul applause karena Pertamina juga yang pertama (di Indramayu) yang paling peduli,’’ tukas Cicih.
Pertamina Balongan mulai merintis pendirian kafe Teman Istimewa Coffee itu sejak 2022 lalu. Hal itu juga dilakukan melalui kerja sama dengan seorang mitra binaan mereka bernama Sespri Maulana (32), selaku pemilik lokasi kafe Teman Istimewa Coffee.
Sespri menjelaskan, ide awal mendirikan kafe dengan merekrut barista tuna rungu wicara itu didasarkan pada pengalaman kerabatnya yang mengalami kondisi seperti itu. Kerabatnya sulit memperoleh pekerjaan karena keterbatasannya tersebut.
Sespri juga kerap mendapat curhatan serupa dari teman-temannya yang mengalami tuna rungu wicara. Padahal, mereka memiliki potensi dan keinginan yang sama dengan orang-orang pada umumnya.
‘’Mereka sama seperti yang lain, ingin menikah, ingin punya anak, ingin bekerja agar punya penghasilan. Tapi mereka mengeluh selama ini susah dapat pekerjaan, ditolak sana-sini karena mereka tuli,’’ tutur Sespri.
Sespri kemudian berkomunikasi dengan perwakilan Pertamina Balongan. Gayung pun bersambut karena Pertamina Balongan juga memiliki program CSR yang mengarah pada kelompok disabilitas. Hingga akhirnya disepakati untuk mendirikan kafe Teman Istimewa Coffee.
Saat baru dibuka pada Agustus 2023, kafe Teman Istimewa Coffee buka setiap hari pukul 08.00 WIB – 16.00 WIB. Namun ternyata, pengunjung tak seramai yang diharapkan. Karena itu, mulai awal Oktober 2023, jam buka kafe diubah menjadi pukul 10.00 WIB – 21.00 WIB.
‘’Alhamdulillah sekarang kafe ramai pengunjung, terutama di malam hari,’’ terang Sespri.
Para barista pun dibagi menjadi dua shift kerja. Yakni shift satu mulai pukul 10.00 WIB – 16.00 WIB dan shift dua mulai pukul 16.00 WIB – 21.00 WIB.
Omset yang diperoleh saat inipun meningkat signifikan, di kisaran Rp 500 ribu – Rp 700 ribu per hari. Sedangkan saat buka di pagi hari, omsetnya terkadang kurang dari Rp 200 ribu per hari.
Penghasilan yang diperoleh kafe selanjutnya digunakan untuk keperluan modal dan gaji para barista.
Sespri mengakui, untuk memberdayakan teman-teman istimewanya itu memang butuh kesabaran. Namun perlahan tapi pasti, mereka bisa memahami.
‘’Pernah mesin grinder kopi nyala terus, karena mereka kan gak bisa dengar,’’ tuturnya.