Selain karang gigi, Ines mengungkapkan terdapat sejumlah faktor yang bisa menyebabkan gigi goyang. Salah satunya adalah adanya trauma atau cedera pada gigi yang membuat penyangga gigi menjadi rusak seperti kecelakaan, jatuh, kemudian gigitan berlebih pada gigi.
"Posisi gigi geligi tidak normal atau berantakan juga bisa menyebabkan trauma sebagai prematur kontak dan blocking pada gigi yang membuat jaringan penyangga gigi tersebut trauma," katanya.
Penyakit seperti diabetes melitus, menurutnya, juga sangat erat kaitannya dengan gigi yang goyang, karena pada kondisi diabetes terjadi peningkatan gula darah sehingga membuat bakteri lebih banyak pada rongga mulut.
"Kondisi ini akan memicu terjadinya kerusakan lebih parah, dan ini adalah dua hal yang berkaitan antara diabetes dengan kegoyangan gigi," ujar Ines.
Ines mengatakan bahwa kegoyangan gigi juga sering terjadi pada kondisi ibu hamil, karena terjadi perubahan hormon yakni perubahan progesteron dan estrogen yang meningkat pesat. Kondisi tersebut jelasnya membuat tulang dan jaringan lunak di sekitar gigi menjadi longgar, serta mengundang tumbuhnya bakteri di mulut.
"Ada perubahan pada jaringan penyangga giginya sehingga terjadi juga kegoyangan gigi," katanya.