Kamis 02 Nov 2023 19:29 WIB

Mengapa Anak Laki-Laki tidak Boleh Memakai Sesuatu Berwarna Pink?

Beberapa orang memiliki stereotip bahwa memakai pink jadi kurang maskulin.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Friska Yolandha
Anak memakai baju warna pink.
Foto:

Penulis Katy Huie Harrison mendedikasikan kariernya untuk menantang norma-norma sosial yang memengaruhi orang tua dan anak-anak. Dia berbagi bahwa stereotip gaya saat ini mulai berlaku setelah Perang Dunia II ketika feminitas bangkit kembali.

“(Setelah perang), ketika pemasaran sedang booming dan perempuan terpaksa kembali ke rumah, perempuan menukar denim Rosie the Riveter mereka dengan pakaian rumah. Garis tepi lurus mulai menjadi lebih rumit dan penuh hiasan, dan motif bunga mulai menjadi gaya,” papar dia.

Menurut Harrison, masalah dengan warna merah jambu dan biru bukanlah warna itu sendiri. “Apa yang kami lakukan adalah memperkuat stereotip yang merugikan (yang dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan),” kata dia.

Ketika seseorang merasa tidak sejalan dengan apa yang diharapkan masyarakat dari dirinya, dampaknya terhadap kesehatan mental bisa sangat besar. Hal ini bisa dimulai sejak usia muda. 

Konselor profesional berlisensi Marissa Moore menjelaskan, anak-anak sangat sensitif terhadap norma dan harapan sosial. “Beberapa orang mungkin memiliki stereotip bahwa anak laki-laki yang mengenakan pakaian berwarna pink kurang maskulin atau menantang maskulinitas tradisional. Ketika anak laki-laki menjadi sasaran kritik, ejekan, atau pengucilan karena memakai warna pink, hal itu dapat menimbulkan stres dan tekanan sosial,” kata dia.

Hal ini dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental. Paparan terus-menerus terhadap reaksi negatif atau stereotip, dapat berdampak pada harga diri anak. Pengalaman ini dapat memengaruhi rasa identitas dan konsep diri anak. Mereka mungkin bergulat dengan pertanyaan tentang identitas dan ekspresi gender mereka.

Namun, beberapa anak mungkin menjadi lebih berani dengan pengalaman tersebut. “Pada sisi positifnya, beberapa anak mungkin mengembangkan ketahanan dan rasa pemberdayaan melalui pengalaman ini. Mereka belajar untuk menegaskan individualitas mereka dan menantang stereotip gender,” kata Moore.

Saat melihat bayi selebritas seperti Riot Rose mengenakan pakaian berwarna pink, sejarah memberi tahu kita bahwa cara kita memandang warna itu terus berevolusi. Dan mungkin saja ke depan bisa terus berubah, perjalanan masih panjang.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement