Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka sebagai simbol protes. Buah tersebut kini muncul dalam karya seni, di kemeja, grafiti, poster, dan sebagai emoji di media sosial.
Larangan terhadap bendera Palestina dicabut ketika Perjanjian Oslo tahun 1993, perjanjian formal pertama untuk menyelesaikan konflik dengan Israel, ditandatangani. Dianggap bahwa bendera tersebut mewakili Otoritas Palestina, yang dapat mengatur Gaza dan Tepi Barat, menurut sebuah laporan di TIME.
Pihak Palestina mengklaim bahwa perintah tersebut tidak sepenuhnya dicabut bahkan setelah Perjanjian Oslo. Pada 2007, setelah Intifada Kedua, seniman Khaled Hourani merancang “Watermelon fla” untuk sebuah buku berjudul Atlas Subjektif Palestina.
Menurut laporan di TIME, dia mengisolasi satu cetakan pada tahun 2017 dan menamakannya “The Colours of Palestinian Flag”, yang kemudian dilihat publik dunia.
Penggunaan simbol tersebut muncul kembali pada tahun 2021 setelah pengadilan Israel memutuskan bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk menampung para pemukim, menurut laporan itu.