Pola asuh keluarga yang salah dapat melahirkan bibit kekerasan pada anak di masa depan. Entah kelak ia akan menjadi korban yang menoleransi kekerasan atau bahkan menjadi pelaku. Kasandra mengatakan bahwa kekerasan dapat terjadi pada siapapun, tanpa memandang latar belakang profesi ataupun latar belakang pendidikan.
"Kekerasan terjadi ketika ada kesenjangan kuasa, yang satu lebih berkuasa daripada yang lain, lebih powerful, sehingga melakukan kekerasan terhadap yang dianggap lemah karena ada kesenjangan relasi kuasa," ujar Kasandra.
Korban yang mengalami kekerasan, menurut Kasandra, sulit keluar dari situasi tersebut dan kesulitan meninggalkan pelaku. Kasandra menganalogikan situasi korban layaknya sedang diikat berkali-kali oleh seutas tali.
"Kita bayangkan kalau seutas tali mengikat satu lingkaran saja tentu mudah memutusnya, tetapi kalau diikat berkali-kali sampai 10 atau bahkan 100 kali, gunting macam apa yang bisa menggunting tali tersebut. Walaupun seutas tetapi dijeratnya berkali-kali," kata Kasandra.