Berdasarkan data rutin yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2PM) Kemenkes, selama Januari hingga September 2023, secara nasional Jawa Tengah adalah provinsi yang paling tinggi mengalami kejadian infeksi saluran pernapasan (ISPA), yakni ada lebih dari 2,5 juta kasus, baik di puskesmas maupun rumah sakit. Kasus tertinggi berikutnya ada di Jawa Barat (lebih dari dua juta kasus) dan DKI Jakarta (lebih dari satu juta kasus).
"Dilihat dari kasus pneumonia, jadi beda ya ISPA dengan pneumonia, kalau pneumonia itu penyakit yang sudah masuk ke paru-parunya, di sini yangg paling banyak adalah Jabar, dan secara tren, ini tampak tinggi di awal tahun, kemudian berangsur angsur menurun, sampai Oktober-November 2023 ini paling rendah jumlahnya dari bulan-bulan sebelumnya," paparnya.
Dilihat dari insidennya per 100 ribu orang, yang paling tinggi adalah DKI Jakarta, baik ISPA maupun pneumonia. Peningkatan ini terjadi saat polusi udara tinggi sekitar bulan September-Oktober.
Imran menyatakan, Kemenkes telah melakukan pemantauan lanjutan influenza like illness (ILI). Pihaknya melakukan surveilans untuk kasus-kasus yang punya gejala seperti influenza sebagai kelanjutan dari surveilans dari Covid-19.