"Pembedahan sering kali dilakukan di stadium awal kanker paru, bila tumor belum menyebar ke area lain di tubuh. Kemoterapi dan terapi radiasi bisa membantu mengecilkan tumor," tambah WHO.
Sedangkan untuk pasien stadium lanjut yang sudah mengalami metastasis, jenis terapi yang memainkan peran besar adalah terapi sistemik. Contoh dari terapi sistemik adalah kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi.
Meski begitu, terapi lokal seperti terapi radiasi dan pembedahan juga bisa diberikan kepada pasien stadium lanjut. Terapi lokal umumnya dilakukan untuk lokasi metastasis yang spesifik atau untuk meredakan gejala yang muncul akibat pertumbuhan tumor
"Tingkat harapan hidup selama lima tahun (untuk pasien paru yang terdiagnosis di stadium akhir) adalah sekitar 15 persen," ujar Ellis dan Vandermeer.
Oleh karena itu, upaya pencegahan kanker paru sangat penting untuk dilakukan. Menurut WHO, cara terbaik untuk mencegah kanker paru adalah menghindari kebiasaan merokok.
Selain itu, WHO juga menganjurkan agar orang-orang menghindari beberapa faktor risiko lain dari kanker paru. Faktor-faktor risiko tersebut adalah menjadi perokok pasif, paparan polusi udara, dan paparan bahaya di tempat kerja, seperti zat kimia dan asbestos.
WHO juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam upaya pencegahan kanker paru. Misalnya, dengan menerapkan kebijakan berhenti merokok, mempromosikan lingkungan bebas asap rokok, hingga membuat kebijakan pengendalian tembakau.
Selain upaya-upaya pencegahan primer, WHO juga merekomendasikan upaya pencegahan sekunder untuk kanker paru. Upaya pencegahan sekunder ini bertujuan untuk mendeteksi kanker paru pada stadium awal, atau bahkan sebelum gejala bermunculan. Pencegahan sekunder ini bisa dilakukan dengan tes skrining kanker paru, misalnya dengan low-dose computed tomography (LDCT).