AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Menurut sebuah studi, anak-anak umumnya mengekspresikan kebosanan sebanyak tujuh kali per pekan. Dalam kondisi seperti ini, sebagian orang tua biasanya memilih "jalan pintas" yang mudah seperti memberikan gawai untuk menghilangkan kebosanan pada anak.
"Mudah untuk memberikan ponsel atau iPad untuk mengatasi masalah (kebosanan) ketika dihadapkan pada anak yang merengek," jelas psikolog klinis Dr Elizabeth Kilbey kepada Independent, seperti dilansir New York Post pada Selasa (19/12/2023).
Memberi gawai kepada anak memang opsi yang memudahkan orang tua. Akan tetapi, paparan gawai yang terlalu sering dapat membuat anak jadi bergantung pada gawai untuk mengatasi masalah-masalah mereka, termasuk kebosanan.
Mengacu pada sebuah studi yang dilakukan oleh retailer mainan, Argos, anak yang sering kali mendapatkan paparan gawai sebagai distraksi cenderung lebih jarang menggunakan imajinasi saat bertumbuh besar. Sebagian dari anak tersebut juga memiliki rentang perhatian yang lebih pendek.
Kabar baiknya, Dr Kilbey memiliki beberapa alternatif lain yang bisa menjadi distraksi saat anak bosan. Berikut ini adalah tujuh alternatif tersebut.
Toples Kebosanan
Dr Kilbey merekomendasikan orang tua untuk membuat toples kebosanan. Toples ini dapat diisi dengan potongan kertas yang bertuliskan beragam aktivitas menarik. Ketika anak bosan, orang tua dapat meminta anak untuk mengambil satu kertas dari toples tersebut secara acak. Setelah itu, anak dan orang tua bisa melakukan aktivitas yang tertulis di kertas secara bersama-sama.
Ganti Suasana
Tak jarang, kebosanan yang dirasakan oleh anak bisa sirna hanya dengan mengubah suasana. Dalam hal ini, orang tua bisa lebih sering mengajak anak untuk beraktivitas di luar rumah, seperti di taman kompleks perumahan atau bahkan bermain di halaman rumah.
Bila di luar sedang hujan, orang tua dapat mengubah suasana di rumah dengan sedikit trik. Misalnya, membangun tenda dan benteng di ruang tengah dengan selimut, lalu bermain bersama anak di tenda tersebut.