Selain itu, kesepian juga dapat meningkatkan potensi demensia atau Alzheimer sebesar 40 persen. Pada penderita kanker, kesepian bisa memperburuk tingkat survival pasien.
Dr Ray menilai ada beberapa hal yang bisa dilakukan merekomendasikan untuk menanggulangi masalah kesepian. Salah satu di antaranya adalah dengan skrining dan mitigasi psikologis di tingkat komunitas. Dengan begitu, individu yang mengalami kesepian derajat sedang dan berat bisa terdiagnosis dan mendapatkan intervensi untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Tentang Studi
Studi ini dilakukan dengan melibatkan 1.226 responden dengan rentang usia 19-60 tahun dan median usia 40 tahun. Para responden memiliki rentang pendidikan yang merata, mulai dari lulusan SMP hingga S3. Mayoritas responden adalah perempuan.
Sebanyak 82 persen responden telah menikah dan 32 persen responden merupakan perantau. Sekitar 47 persen responden tinggal bersama keluarga.
Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi derajat kesepian warga Jabodetabek. Survei ini dilakukan melalui survei daring dengan menggunakan kuesioner UCLA Loneliness Scale yang sudah diakui dunia. Kuesioner ini sangat sensitif dalam menangkap tingkat kesepian yang dirasakan oleh individu.
"Ini kuesioner yang sangat valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah," timpal Dr Ray.
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah random sampling rapid-respond. Sistem pengisian kuesioner telah dibatasi oleh waktu, sehingga responden akan didorong untuk memberikan jawaban secara cepat, sesuai dengan top-of-mind mereka.
Studi ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen. Selain itu, studi ini memiliki margin of error 1,7.