AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Menjalin pertemanan dapat membawa sejumlah manfaat positif bagi anak. Namun, di sisi lain, anak juga bisa mendapatkan pengaruh negatif dari teman-temannya.
Orang tua mungkin tidak selalu mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh anak mereka bersama teman-temannya di luar rumah. Meski begitu, ada tanda-tanda yang bisa diwaspadai orang tua bila anak mereka mulai mendapatkan pengaruh negatif dari teman-teman sepermainannya.
"Anda akan menyadari perubahan pada sikap, perilaku, atau kepribadian anak Anda," ujar psikolog anak Ann Louise Lockhart, seperti dilansir Huffington Post pada Sabtu (6/1/2024).
Ketika anak mendapatkan pengaruh negatif dari teman-teman sepermainannya, orang tua juga bisa melihat adanya perubahan pada performa anak di sekolah. Penampilan, minat, atau hobi anak juga bisa ikut terdampak dan tampak berbeda.
"Beberapa dampak negatif lainnya bisa berupa (perubahan) cara mereka bicara kepada orang dewasa di dalam hidup mereka (seperti kepada guru, orang tua, kakek dan nenek, atau pelatih), serta kepada teman sebaya dan saudara," lanjut Lockhart.
Sebagai contoh, anak menjadi lebih sering mengutarakan pernyataan negatif, menyinggung, atau menghakimi. Anak juga mungkin akan mulai mengejek orang lain karena beragam hal, seperti karena penampilan orang yang diejek.
Bila orang tua mendapati bahwa anak mereka mendapatkan pengaruh buruk dari teman-teman sepermainannya, ada lima hal yang dapat dilakukan orang tua. Berikut ini adalah kelima hal tersebut.
Mulai dengan Dengarkan
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai situasi yang dihadapi anak, orang tua sebaiknya menjadi sosok pendengar yang baik bagi anak. Di saat yang sama, orang tua juga bisa menggali lebih informasi lebih jauh dengan mengajukan pertanyaan seperti "Apa yang membuat kamu berkata seperti itu?" atau "Coba ceritakan lebih banyak lagi".
Beri Pernyataan Observasi
Orang tua mungkin memiliki pendapat tersendiri mengenai teman anak yang dianggap memberikan pengaruh buruk. Akan tetapi, pendapat ini sebaiknya tidak disampaikan dengan nada yang menghakimi kepada anak.
Orang tua bisa membuka percakapan dengan kalimat-kalimat yang observasional. Sebagai contoh, "Belakangan ini kamu lebih banyak menghabiskan waktu di kamar, menghindari saudaramu padahal sebelumnya sering bersama, dan nilai-nilaimu menurun".
Setelah itu, orang tua bisa mencoba mendapatkan respons dari anak mereka. Upayakan untuk tidak menunjukkan sikap menghakimi agar anak tidak merespons dengan sikap yang defensif.
Ajukan Pertanyaan
Coba untuk ajukan pertanyaan dengan menunjukkan rasa ingin tahu dan netral. Berikan anak waktu untuk berpikir dan mengutarakan perasaan mereka. Dari percakapan ini, orang tua bisa melakukan observasi untuk menilai hal apa saja yang didapatkan oleh sang anak dari pertemanan yang dia jalin dengan orang lain.
Orang tua juga dapat mengajukan pertanyaan dasar mengenai hubungan pertemanan anak mereka. Sebagai contoh, "Apa yang kamu sukai dari temanmu ini?", "Apa kesamaan yang kalian miliki?", atau "Apa yang biasa kalian lakukan bersama?".
Setelah itu, orang tua bisa mengekspresikan rasa khawatir mereka atas perubahan sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh anak. Di sisi lain, orang tua juga dianjurkan untuk memberikan ruang kepada anak agar bisa mencari jalan keluar atas masalah yang timbul dari hubungan pertemanannya.