Dalam pidatonya, RM berterima kasih kepada para perwira dan pemimpin peleton yang membimbingnya, sehingga menciptakan pengalaman pelatihan militer yang bermanfaat dan menyenangkan. Namun, seiring beredarnya pidato ini, Army mengalami perpecahan pendapat.
Beberapa skeptis terhadap keaslian informasi dan mencurigai adanya paksaan. Sementara itu, yang lain memuji RM karena berbagi pengalaman positifnya dengan peserta pelatihan yang lebih muda.
Meskipun ada yang memandang pidato RM sebagai kontribusi positif, beberapa penggemar mengkritik siapa pun yang terlibat dalam konten tersebut. Mereka berpendapat bahwa pidato tersebut tidak dimaksudkan untuk penggemar dan seharusnya dianggap di luar batas perdebatan.
Dalam perspektif politik, banyak yang merujuk pada puisi politik lama RM untuk memahami konteks dan melihat situasi ini dalam sudut pandang yang lebih luas. Sementara perdebatan berlanjut, penggemar dan publik secara keseluruhan terus menilai dampak dan arti dari pidato tersebut.