Aduan paling banyak lainnya ke KPAI, yakni anak-anak yang dijadikan objek politik uang. Anak-anak dibayar oleh para calon legislatif untuk melakukan kampanye.
Selain itu, KPAI juga menerima informasi tentang tayangan viral anak-anak yang menyampaikan pendapat mengenai calon-calon tertentu. Sylvana menyebut KPAI beranggapan bahwa partisipasi anak harus dihormati dan dilindungi.
"Akan tetapi, partisipasi anak harus tetap mengacu kepada nilai-nilai etis, supaya anak-anak tetap punya ruang kebebasan berbicara, tetapi tidak bebas berbicara apa saja," kata dia.
Sylvana mendorong agar orang-orang dewasa mendampingi anak-anak mengenai cara menyampaikan pendapatnya di ruang publik. KPAI juga mendorong agar pendidikan politik disampaikan kepada anak-anak pemilih pemula, utamanya yang sudah memiliki hak pilih 17 tahun.
Bagaimana dengan anak-anak usia di bawah pemilih pemula? Sylvana menyebut KPAI menyarankan adanya penguatan pendidikan kewarganegaraan.
"Kami yakin bahwa kurikulum pendidikan nasional kita sudah cukup membekali anak-anak tentang pendidikan kewarganegaraan, bagaimana menjadi warga negara yang baik, misalnya menghormati teman, menghargai orang yang berbeda, dan seterusnya," kata Sylvana.