AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Pelepasan secara sadar dari berbagai aplikasi media sosial dan ingar-bingar dunia digital justru diprediksi jadi tren wisata wellness tahun ini. Banyak orang ingin menjaga kesehatan mentalnya dengan cara menjauhkan diri sejenak dari teknologi.
Dikutip dari laman Suitcase Magazine, Kamis (8/2/2024), sebagian orang menganggap perjalanan wisata sebagai sebuah bentuk terapi. Rangkaian pengalaman selama melancong itu dijalani dengan tanpa ponsel atau setidaknya mengatur smartphone dalam mode senyap.
Jenis perjalanan ini berupaya menjauhkan berbagai akses gawai dalam tiap dimensinya. Tidak cuma menjauh dari berbagai panggilan telepon, tapi juga menikmati naik kereta atau moda transportasi lain tanpa mendengarkan lagu-lagu dari playlist aplikasi musik.
Selain itu, lebih mengandalkan buku saku perjalanan ketimbang Google Maps ketika menjelajahi suatu lokasi. Bahkan, yang lebih ekstrem, ada orang-orang yang sengaja memilih lokasi wisata tanpa jaringan listrik. Semua itu menjadikan seseorang lebih dekat dengan alam.
Keheningan saat menyatu dengan alam tanpa intervensi teknologi itu disebut membantu mengelola stres. Seseorang juga bisa memproses emosi dengan lebih baik, meredakan kecemasan, dan mendapat kedamaian selama perjalanan.
Di sejumlah negara, semakin banyak retret meditasi yang bermunculan, atau organisasi nirlaba yang menggagas tempat wisata serupa bagi yang ingin menikmati keheningan. Dalam bentuknya yang lain, ada juga prediksi tren wisata berupa penjelajahan analog.
Sebagian anak muda menganggap hal ini....