Ada juga warganet yang menyoroti ironi dalam kritik terhadap industri K-pop sambil mengabaikan isu pekerja yang berjuang dengan upah di bawah standar minimum di Korea Selatan. Bagi banyak orang, termasuk media Korea Selatan, tulisan ini dianggap sebagai upaya propaganda untuk mengkritik industri K-pop karena meningkatnya minat global terhadap budaya pop Korea Selatan.
Sebuah artikel dari NK Economy yang meliput laporan tersebut menyatakan bahwa media propaganda Korea Utara telah memperbesar masalah seputar pelatihan dan manajemen grup idola Korea Selatan.
"Ini adalah bagian dari narasi yang lebih luas yang bertujuan untuk menantang semakin populernya dan pengaruh global budaya pop Korea Selatan," kata NK Economy.
Reaksi daring terhadap laporan Korea Utara menunjukkan perpaduan kompleks antara pembelaan terhadap industri K-pop, pengakuan atas isu-isu yang ada, dan pembahasan yang lebih luas mengenai hak-hak buruh dan kesenjangan ekonomi.