AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Ada beberapa gejala awal yang mengindikasikan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), baik level ringan maupun berat. Psikolog klinis dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya, Ella Titis Wahyuniansari, mengatakan umumnya gejala awal yang dialami pasien ODGJ adalah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.
“Biasanya tanda-tanda awal itu ada yang sedihnya berkepanjangan, jadi sedih sepanjang waktu, atau justru senang terus gitu tanpa sebab, kemudian bisa juga mendadak kebingungan terus, atau tidak mampu konsentrasi, selalu gelisah pengennya mondar-mandir,” kata Ella di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (15/2/2024) malam.
Selain itu, ia menyebutkan gejala awal lainnya untuk mengindikasikan ODGJ adalah pasien tidak jarang mendadak takut bertemu dengan individu lain, mengurung diri di kamar, dan enggan melakukan aktivitas apapun. “Biasanya dia menarik diri, cenderung lebih pendiam di kamar, nggak mau aktivitas, perilakunya aneh gitu ya, kadang-kadang jendela ditutup semua, jangan sampai ada cahaya yang masuk gitu,” jelasnya.
Bukan hanya itu, pasien ODGJ juga dapat menunjukkan gejala awal seperti mendadak tidak mampu mengatasi kegiatan maupun tanggung jawab sehari-hari yang biasa dihadapi, mulai dari makan, mandi, dan tidur yang teratur. Dalam gejala yang ekstrem, lanjut dia, pasien ODGJ bahkan memperlihatkan kondisi halusinasi, waham, atau delusi. Ia menjelaskan, gejala seperti itu biasa ditemukan pada pasien ODGJ dengan level berat sehingga pasien meyakini dunia khayalan sebagai realitasnya.
“Kalau dia ODGJ dengan level berat, bahkan bisa mendadak agresif, marah, berlaku kekerasan yang dominan dan sulit dikendalikan, terus bisa juga ada keinginan untuk bunuh diri,” ujarnya.
Untuk faktor penyebabnya, Ella menjelaskan ada beberapa hal yang dapat memengaruhi individu hingga mengalami gangguan jiwa, mulai dari faktor genetik, paparan lingkungan hingga ketidakseimbangan cairan kimiawi dalam otak. Untuk itu, ia menyarankan untuk segera memeriksakan individu dengan gejala seperti di atas ke layanan kesehatan psikiatri agar yang bersangkutan secepatnya mendapatkan pengobatan sebelum terlambat.