Selain itu, sekitar sepertiga partisipan merasa kualitas tidurnya menurun setelah sembuh dari Covid-19 ringan. Mereka juga menyatakan bahwa durasi tidur mereka menjadi lebih pendek dan semakin sulit untuk bisa terlelap. Bahkan, setengah partisipan menjadi lebih sering terbangun di malam hari setelah sembuh dari Covid-19 ringan.
Tim peneliti menemukan bahwa ada kelompok pasien Covid-19 ringan yang lebih berisiko terhadap gangguan tidur seperti insomnia. Kelompok tersebut adalah pasien Covid-19 ringan yang sebelumnya sudah mengalami depresi atau kecemasan.
"Faktor risiko lain dari insomnia mencakup penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya serta tingkat pendidikan yang lebih tinggi," terang tim peneliti, seperti dilansir WebMD pada Jumat (16/2/2024).
Dari temuan ini, tim peneliti menyimpulkan bahwa penderita Covid-19 ringan yang tidak dirawat di rumah sakit juga memikul beban yang signifikan akibat penyakit tersebut. Selain itu, depresi atau kecemasan turut berkontribusi terhadap terjadinya masalah gangguan tidur jangka panjang akibat Covid-19.