Selain itu, ada tanda-tanda fisik yang dapat muncul, seperti adanya memar, goresan, atau luka lainnya yang tidak wajar. Menurut Reisa, hal itu dapat menjadi pertanda bahwa anak mengalami kekerasan fisik.
"Apalagi kalau dia menutup-nutupi, sengaja nggak mau ganti baju atau memperlihatkan tubuhnya. Menutup, tiba-tiba pakai hoodie terus, tiba-tiba pakai syal terus, dan lain sebagainya," kata Reisa.
Korban juga dapat mengalami mimpi buruk, dan tidur menjadi tidak nyaman. Selain itu, anak dapat kehilangan nafsu makan. Jika ada keluhan fisik dari anak, namun dia tidak mau cerita sebabnya, maka orang tua perlu lebih peka.
"Atau misalnya cyberbullying, tiba-tiba dia terfokus terus dengan gawainya atau mungkin malah justru terbalik, dia nggak mau pegang gadget-nya," katanya.
Reisa menilai perundungan adalah mata rantai yang perlu diputus. Dampaknya tidak hanya pada korban, namun juga bagi pelaku dan saksi perundungan.