Senin 14 Apr 2025 14:46 WIB

Rumah Untuk Alie, Kisah Pilu Perundungan Keluarga yang Menggugah Hati

Rumah Untuk Alie dijadwalkan tayang di seluruh bioskop mulai 17 April 2025.

Rep: Mgrol156/ Red: Qommarria Rostanti
Para pemain film Rumah untuk Alie.
Foto: Dok. Mgrol156
Para pemain film Rumah untuk Alie.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Rumah produksi Falcon Pictures kembali menghadirkan karya sinematik yang menjanjikan kedalaman emosi dan pesan sosial yang kuat melalui film terbarunya, Rumah Untuk Alie. Sang sutradara, Herwin Novianto, hadir dalam gala premier pada Jumat (11/4/2025) didampingi oleh penulis naskah, Lotta, serta penulis novel yang menjadi sumber inspirasi film ini, Len Liu.

Kehadiran para pemain pun menambah semarak acara, di antaranya bintang muda yang memerankan karakter utama, Anantya Kirana, serta para aktor dan aktris pendukung yang turut mewarnai narasi, seperti Dito Darmawan, Faris Fadjar, Andryan Didi, Rafly Altama, Ully Triani, Rizky Hanggono, Tika Bravani, Sabrina Najwa Aulia, Jonathan Alvaro, Alexandra Vallerie, Sheila Kusnadi, Hanny Maharani, dan Aline Fauziah.

Rumah Untuk Alie mengisahkan tentang perjalanan hidup Alie Ishala Samantha (diperankan dengan penuh penghayatan oleh Anantya Kirana), seorang gadis remaja berusia 16 tahun yang harus menghadapi kenyataan pahit menjadi korban perundungan di lingkungan yang seharusnya menjadi tempat berlindung dan kasih sayang, yaitu keluarganya sendiri. Tragedi kematian ibunya, Bunda Gianla (diperankan oleh Tika Bravani), lima tahun yang lalu, menjadi titik balik kelam dalam hidup Alie.

Ia secara tidak adil dituduh sebagai penyebab kepergian sang bunda, sebuah tuduhan yang kemudian menjadi justifikasi bagi perlakuan kejam yang diterimanya dari ayah dan saudara-saudaranya. Sejak saat itu, hari-hari Alie di rumah berubah menjadi neraka yang penuh dengan ketidakadilan dan penderitaan.

Dia menjadi sasaran pelampiasan amarah keluarganya, mengalami kekerasan fisik maupun emosional yang tak berkesudahan. Sang ayah, sosok yang seharusnya menjadi pelindung, tak pernah menganggap Alie sebagai bagian dari keluarga. Sementara itu, saudara-saudaranya terus memperlakukannya dengan kejam, tanpa menunjukkan sedikit pun belas kasihan. Alie hidup dalam kesepian dan ketakutan, merindukan kasih sayang dan penerimaan yang tak kunjung datang.

Meskipun harus menanggung luka yang mendalam, baik secara fisik akibat kekerasan yang dialaminya, maupun secara batin akibat penolakan dan perlakuan tidak adil, Alie tetap menyimpan secercah harapan di lubuk hatinya. Ia memimpikan suatu hari di mana ia akan diterima dan dicintai sebagaimana mestinya, diakui sebagai bagian dari keluarga, dan mendapatkan rasa aman yang selama ini dirampas darinya. Perjuangan Alie untuk mempertahankan harapan di tengah kegelapan menjadi inti dari narasi film ini.

Rumah Untuk Alie dijadwalkan tayang di seluruh bioskop mulai 17 April 2025. Lebih dari sekadar rumah produksi di balik film ini, Falcon Pictures menunjukkan komitmen yang lebih mendalam dalam mengangkat isu perundungan yang menjadi fokus utama cerita.

Sebagai bentuk kepedulian dan upaya edukasi yang lebih luas, mereka juga meluncurkan situs web khusus yang didedikasikan untuk isu bullying, yang dapat diakses melalui tautan https://rumahuntukalie.kwikku.com/. Situs ini diharapkan menjadi wadah informasi, dukungan, dan kepedulian bagi para korban perundungan serta masyarakat luas.

Pendiri dari Falcon Pictures, Frederica, menyampaikan harapannya bahwa film ini tidak hanya menjadi tontonan semata, tetapi juga membawa pesan penting dan memberikan edukasi yang berharga bagi penonton Indonesia. “Film ini bukan hanya sekadar entertainment, tetapi ada satu kesan dan satu edukasi yang kita ingin sampaikan juga kepada penonton Indonesia,” kata Frederica.

Rumah Untuk Alie menyajikan alur cerita yang bakal menguras emosi para penonton. Film ini menggambarkan dengan kuat perjuangan seorang individu dalam mempertahankan hidup dan kewarasannya meskipun terus-menerus dilukai secara emosional oleh orang-orang terdekatnya. Melalui mata Alie, penonton akan diajak untuk merasakan kepedihan, ketidakberdayaan, namun juga keteguhan hati dalam menghadapi situasi yang sulit.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement