Keempat adalah observe atau mengamati respons tubuh. Banyak orang yang masih belum bisa menyadari apakah dirinya benar-benar memang lapar, atau hanya mood. “Jadi sebenarnya kita nggak lapar, tapi karena abis nonton video mukbang, atau lagi jalan ke mal nyium bau roti, terus jadi pengen. Bedakan lapar fisiologis atau lapar emosional,” papar Putri.
Laper fisiologis terjadi karena perut memang benar-benar kosong. Tetapi lapar emosional itu biasanya perut tidak lapar lalu terkena stimulasi dari luar, akhirnya merasa seperti ingin makan, padahal tidak lapar. Amati juga jika perut sudah terisi dan cukup, maka segera berhenti, karena itu bagian dari observe.
Dan kelima adalah non judgement. Ini dapat membantu memperbaiki hubungan seseorang dengam makanan, agar bisa makan tanpa rasa bersalah. “Jadi boleh makan coklat, makan es krim, apresiasi aja makanannya, tapi porsinya sesuai dengan aturan ‘aware’ tadi. Makan secukupnya sesuai dengan jenis bahan makanannya,” kata dia.
Bagi Putri, mencegah obesitas adalah kunci. Ia mengajak untuk memulai dengan memastikan tidur cukup minimal tujuh jam sehari, latihan fisik BBTT (Baik, Benar, Terukur, Teratur), memastikan nutrisi yang seimbang, serta memahami batasan konsumsi GGL, dan cara cerdas membaca label kemasan.